Senin, Agustus 31, 2020

Hari ke-28_Belajar Karakter

Pembelajaran matematika selama ini identik dengan pembelajaran yang hanya berkutat dengan angka dan rumus. Namun dengan dilaksanakannya gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sejak tahun 2016, matematika harus memuat nilai – nilai karakter yang sesuai. Lima nilai karakter utama yang harus diintegrasikan dalam proses pembelajaran yaitu religius, nasionalis, integritas, mandiri, dan gotong royong. Kelima nilai karakter utama ini dibagi dalam tiga pusat pendidikan yaitu sekolah, keluarga dan masyarakat. Gerakan PPK ini harus diintegrasikan dalam pembelajaran di kelas. Hal ini sangat menuntut kejelian dan kreatifitas guru dalam pembelajaran sehingga nilai – nilai karakter dapat dirasakan dan dilaksanakan oleh peserta didik
Pada proses penguatan penilaian karakter ini guru tidak hanya berperan sebagai pengajar mata pelajaran tertentu saja. Namun guru harus dapat menjadi penghubung, fasilitator, dan katalisator dalam pembelajaran. Maka dari itu, kesusksesan dalam program penguatan pendidikan karakter di sekolah sangat bergantung pada kemampuan guru dalam melaksanakan program ini.

Proses penanaman nilai karakter utama dalam matematika dapat dilaksanakan dalam berbagai cara. Pertama, menanamkan nilai karakter dalam pendekatan atau pengenalan rumus. Salah satunya yang tercantum dalam pengenalan sifat perkalian bilangan positif dan negatif. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah menggunakan permisalan bilangan positif dengan perintah Allah dan bilangan negatif dengan larangan Allah. Sehingga peserta didik tidak lagi bergantung pada hafalan rumus namun lebih menggunakan logika dalam menentukan hasil perkalian bilangan positif dan negatif serta mendapatkan penanaman nilai karakter religius.

Kedua, penggunaan narasi cerita yang sesuai dalam pemberian latihan dan soal. Muara dari pembelajaran matematika adalah penyelesaian konsep yang konstekstual. Sehingga guru dapat menggunakan narasi cerita yang memuat nilai karakter utama. Ketiga, pemberian tugas mandiri. Salah satu pembelajaran yang disarankan dalam pembelajaran kurikulum nasional 2013 adalah project based learning atau pembelajaran berbasis proyek (PjBL). Hal ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh guru matematika dalam penanaman nilai karakter. Misalnya melalui penugasan tidak terstruktur berbasis dengan proyek. Contohnya pada materi penjumlahan bilangan terurut (pola bilangan) di kelas 7 dan penyelidikan tentang kegunaan golden ratio pada kehidupan sehari hari di kelas 8. Proyek ini sebaiknya memancing peserta didik untuk mampu mengerjakan dan mencari informasi secara mandiri dalam penyelesaiannya.

Kelima, pengenalan tokoh – tokoh matematika. Buku matematika biasanya dihiasi oleh foto dan penjelasan singkat tentang tokoh matematika dunia. Namun pengenalan tokoh – tokoh matematika selama ini belum maksimal bahkan hanya sebagai hiasan di buku saja. Setidaknya guru dapat menemukan dua sampai tiga tokoh matematika yang berpengaruh dalam setiap bab. Fungsi guru sebagai fasilitator peserta didiknya akan terlihat dengan jelas pada proses ini. Karena dengan pendalaman yang lebih baik tentang tokoh – tokoh tersebut dapat memberikan nilai integritas dan religius kepada siswa.

Guru matematika harus menyikapi dengan baik program ini. Guru matematika setidaknya harus menganggap program ini sebagai tantangan dan titik tolak yang baik. Tantangan berupa peningkatan pelayanan dan peningkatan kemampuan guru dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada siswa. Sekaligus menjadi titik tolak yang baik guna menghilangkan stigma bahwa matematika hanya berkutat dalam angka dan rumus yang membosankan. Di masa yang akan datang, matematika seharusnya dapat menjadi bagian dari nilai karakter baik yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Sehingga pembelajaran matematika memiliki bekas dan prasasti yang nyata dalam kehidupan peserta didik sepanjang hayat.

harikeduapuluhdelapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar