Minggu, Mei 30, 2021

Koneksi antar materi 3.1_jati prasetiawan

 1.      Pandangan Ki Hajar Dewantoro konsep pengambilan keputusan:

Konsep pengambilan keputusan berdasar prinsip Triloka yaitu seorang pemimpin ketika mengambil keputusan. Ketika menjadi orang yang didepan hendaknya bias menjadi contoh teladan bagi peserta didik Ing Ngarso sun tuladha ketika berada bersama siswa atau ditengah hendaknya bias membangun semangat  kehendak ketika dibelakang memberi dukungan atas keputusan yang telah diambil Tut wuri handayani

 2.      Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita membawa pada pengambilan keputusan.

Dalam mengambil keputusan nilai yang harus dibawa diantaranya kejujuran, komitmen tanggung jawab, mengayomi dan berlandaskan aturan dalam berorganisasi

 3.      Proses penerapan coaching dalam pengambilan keputusan

Dalam mengambil keputusan seorang pemimpin dituntut bias bekerja sebagai coach yang mampu mengarahkan peserta didik menggali potensinya dan memanfaatkan untuk menyelesaikan masalah secara bertanggung jawab berbasis potensi  diri peserta didik.

 4.      Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika.

Seorang pendidik harus mampu memetakan permasalahan yang terjadi apakah itu bujukan moral pilihan antara benar dan salah atau bujukan etika pilihan antara benar dan benar. Ketika itu berupa bujukan moral maka harus mencari keputusan yang benar..

 5.      Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

 2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

 3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

 4. Pengujian benar atau salah 

a.        Uji Legal

b.       Uji Regulasi/Standar Profesional

c.        Uji Intuisi

d.       Uji Halaman Depan Koran

e.        Uji Panutan/Idola

f.        Uji Intuisi

g.       Uji halaman depan koran.  

5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. Dari keempat paradigma berikut ini,   

     paradigma mana yang terjadi di situasi ini? 

       - Individu lawan masyarakat (individual vs community) 

       - Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 

       - Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

6. Melakukan Prinsip Resolusi

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?

Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) 

Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) 

Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) 

7. Investigasi Opsi Trilema Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. 

8. Buat Keputusan Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat     

    keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya. 

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Ketika keputusan sudah diambil.

 

6.      Beberapa kesulitan yang dihadapi dalam mengambil keputusan.

-          Pengambilan keputusan tidak dapat diterima oleh semua pihak

-          Berbagai kasus masalah yang belum pernah dialami

-          Proses pengambilan keputusan yang tidak menggunakan kajian teori yang ada

-         Pengalaman, pengetahuan dan wawasan yang masih minim

-          Terbentur dengan kebijakan atasan

 

7.      Pengaruh pengambilan keputusan terhadap pengajaran kepada murid.

Terciptanya merdeka belajar karena keputusan yang diambil berdasarkan potensi yang ada dalam diri siswa, dimana siswa di pancing agar dapat menyelesaikan permasalahan dengan mengali kekuatan potensi diri disamping itu juga tercipta keputusan yang demokratis dan bertanggung jawab

 

8.      Usaha pendidik dalam mengambil keputusan;

-          Mengidentifikasi masalah

-          Mengumpulkan informasi

-          Menetapkan masalah

-          Hipotesa

-          Mencari alternatife lainnya

 

9.      Kesimpulan akhir dan kaitannya dengan materi sebelumnya:

Setelah mempelajari modul materi 3.1 tentang pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Dalam mengambil keputusan seorang pendidik tidak lepas dari keteladanan Triloka Ki Hajar dewantara dengan system among menggali potensi dalam siswa(Visi Misi Guru Penggerak) . Potensi yang tergali kemudian diarahkan untuk menuntun kodrat alam anak memutuskan dengan penuh Tanggung jawab (Coaching TIRTA). Tahapan pengambilan keputusan berdasarkan 9 langkah penyelesaian

Demonstrasi Kontekstual 3.2 (Pemetaan Aset Sekolah)

 SMP Negeri 2 Wonoboyo Satu Atap adalah satu dari dua sekolah SATAP yang dimiliki oleh Kabupaten Temanggung. Sesuai dengan namanya, maka sekolah kami berada nun jauh di lereng gunung. Walaupun demikian, kami memiliki berbagai keunikan dan kelebihan sehingga menyebabkan kami menjadi sekolah yang unggul. Setelah melakukan refleksi dan penggalian aset yang kami miliki, kami dapat memetakan tujuh aset utama dari sekolah kami yaitu :

1.      Modal Manusia

Kami memiliki kepala sekolah yang sangat mendukung berbagai inovasi pendidikan di sekolah kami. Dari segi guru, kami memiliki guru yang relatif masih muda dan sangat menguasai IT. Siswa kami relatif sedikit, sehingga kami memiliki kelonggaran untuk mendampingi dan mengarahkan mereka dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.

2.       Modal Sosial

Kami memiliki warga masyarakat yang sangat mendukung pembelajaran di sekolah. Walaupun ada sedikit kekurangan, namun hal tersebut mendorong kami untuk senantiasa berproses dan meningkatkan kualitas komunikasi dengan wali murid dan masyarakat.

3.       Modal Fisik

Di tahun ini, kami memiliki fasilitas yang cukup untuk menyelenggarakan pendidikan. Karena sekolah kami SATAP, maka proses pembangunan masih terus berjalan. Sedikit demi sedikit kami terus melengkapi dan berbenah dalam memberikan pelayanan yang maksimal.

4.       Modal Lingkungan

Kami memiliki lingkungan yang masih asri dan sangat mendukung dalam pembelajaran berbasis lingkungan. Banyak hal yang dapat kami manfaatkan untuk mendukung pembelajaran berbasis lingkungan.

5.       Modal Finansial

Untuk modal finansial kami merasa cukup. Walaupun hanya menyandarkan pada pendanaan BOS pusat, namun dengan penataan yang baik dan perencanaan yang matang kami merasa bahwa siswa mendapatkan pelayanan yang sama dengan siswa di sekolah lain.

6.       Modal Politik

Kami sangat bersyukur dengan koordinasi dan komunikasi yang baik dengan seluruh stakeholder di desa. Sehingga segala permasalahan yang kami dapati mendapatkan dorongan dan dukungan dari pemerintah desa.

7.       Modal Agama dan Budaya

Sesuai dengan kondisi alam kami yang masih pedesaan, kami sangat didukung dengan berbagai kegiatan keagamaan yang ada di desa. Sehingga siswa kami mendapatkan bekal keagamaan yang baik.

 

Ada beberapa hal yang membuat kami berbeda dengan sekolah yang lain, yaitu :

Apa yang kami kuasai?

Kami memiliki modal manusia yang sangat berkompeten dalam menyongsong pembelajaran digital. Walaupun masih terkendala sinyal, namun proses untuk menuju pembelajaran digital terus kami usahakan dan memberikan dampak yang positif bagi sekolah dan masyarakat.

Apa yang kami banggakan dari sekolah?

Kami sangat bangga dengan sekolah kami dengan kultur dan semangat bekerja yang sangat tinggi. Walaupun berada di puncak gunung, namun semangat kami tidak berbeda dengan sekolah yang ada di kota. Kondusifitas sekolah kami mulai dari intern guru dan siswa juga sangat terjaga.

Apa yang membuat kami unik?

Kami sangat unik dalam hal kekeluargaan. Baik antara kepala sekolah dengan guru maupun dengan siswa dan wali murid. Hal ini didukung dengan kepala sekolah yang mampu mengayomi dan guru-guru yang kompak dan solid.

Kekuatan yang kami miliki dan berharga untuk masyarakat/komunitas sekitar?

Kekuatan yang sangat berharga bagi kami adalah kepercayaan masyarakat kepada sekolah untuk mendidik siswa. Hal ini sangat mendukung kami dalam memberikan pelayanan prima kepada siswa dan masyarakat. Kepercayaan ini sangat kami jaga untuk menjaga kesuksesan pembelajaran di masa kini dan masa yang akan datang. Kami juga selalu berusaha menjalin komunikasi dengan masyarakat melalui berbagai kegiatan yang kami rancang bersama.