Rabu, Desember 11, 2013

Standar Penilaian Nasional_berdasarkan Permendikbud no 66 tahun 2013

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun 2013, disebutkan bahwa terdapat beberapa jenis penilaian yang dipersiapkan untuk meningkatkan kualitas peserta didik. Perlu dicatat bahwa Permendikbud no 66 tahun 2013 ini membuat Permendiknas no 20 tahun 2007 tidak berlaku lagi, dapat dikatakan Permendikbud no 66 tahun 2013 ini merevisi dan menyempurnakan Permendiknas no 20 tahun 2007 gitu lah.

Jenjang penilaian untuk peserta didik :
  1. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. 
  2. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. 
  3. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. 
  4. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. (BAB II poin 4 - 7)
  5. Ujian Nasional merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional. (Bab II poin 10)
Untuk no 1 - 2 merupakan penilaian yang dilakukan oleh pendidik.
Untuk no 3 - 4 merupakan penilaian yang dilakukan oleh pendidik bersama dengan satuan pendidikan.
Untuk no 5 merupakan penilaian yang dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini dilaksanakan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).

Eits, ada penilaian yang baru lho berdasarkan permendikbud ini, namanya UTK (Ujian Tingkat Kompetensi) dan UMTK (Ujian Mutu Tingkat Kompetensi).
Nah, untuk penjelasan yang lebih rinci, Insya Allah akan dibahas dalam post selanjutnya.

Selasa, Desember 10, 2013

Piknik atau Studi Banding

Setiap peralihan semester atau akhir tahun ajaran, terdapat satu agenda yang tidak ketinggalan dilaksanakan yakni kegiatan di luar ruangan. Sering disebut dengan studi banding.
Saya ingin mencoba menawarkan introspeksi diri atas penggunaan kata studi banding tersebut.
Hee,,
kita mulai dari diri kita sendiri aja ya,
- Hayok, ketika berangkat sama pulang, apa sich "studi" yang kita dapat? Kita tambah pinter apa gitu?
- Hayok, ketika berangkat ke objek tujuan, berapa lama sich kita belajar di sana? Lamaan mana sama kita belanja di pasar yang terkenal di kota tujuan? Contoh : studi banding ke Jogja rugi kalau ga mampir ke Malioboro, studi banding ke Bandung pasti pengen pergi ke Dago, studi banding ke Surabaya enaknya ya mampir ke Jatim Park, dll....
- Emmm, jujur dech. Antusias mana belajar di tujuan "studi" sama jalan-jalannya?
- Bahkan ketika kita berangkat untuk studi banding sampai ke luar negeri. Hayoh, 5 hari misalkan di sana, berapa jam yang menambah pengetahuan sesuai dengan judul "studi banding" .....

heee,,,,
ini iseng lho,
cuma uneg-uneg aja,
soalnya besok juga ada outing di sekolah tempat kerjaku,
Yuk, sebelum menentukan tempat tujuan, pikirkan juga
Apa sich yang bakal didapat di tempat tujuan?
Kenapa juga harus kesitu?
Lamain dikit dong belajarnya, baru seneng-senengnya....

gitu....
pisss

Senin, Desember 09, 2013

Uneg-Uneg Saya tentang Beberapa Post di Facebook

Mohon maaf sebelumnya, kalau mungkin apa yang saya tulis membuat beberapa orang tidak berkenan. Saya hanya mengutarakan apa yang saya rasa janggal di hati ini....
Saya adalah salah satu penikmat Facebook sampai dengan sekarang.
Jejaring sosial tersebut saya jadikan sebagai "alat" saya berkomunikasi dan berdiskusi dengan sahabat-sahabat saya. Fungsi lain Facebook bagi saya adalah untuk meningkatkan pengetahuan saya di bidang agama. Caranya adalah dengan mem"follow" beberapa akun yang menyediakan cerita-cerita islami, renungan, dan pendalaman tentang segala sesuatu yang bernuansa keislaman.
Sebagai seorang yang awam, saya sangat senang dengan artikel-artikel, gambar-gambar, dan cerita-cerita yang disuguhkan oleh beberapa akun tersebut. Namun, ada beberapa hal yang kurang mengenakkan bagi saya ketika status atau post dari akun tersebut berawal dengan kata-kata seperti ini :
- Yang ngaku islam harus baca
- Yang ngaku muslim harus like
- Yang ngaku cinta rasul harus like
- Yang ngaku cinta islam harus baca
- Jangan abaikan cerita ini, tanpa mengetik subhanallah
- Jika anda bangga sebagai muslim ketik "SUKA"

Saya sangat senang dan tertarik dengan judul dan foto yang menyertainya, tetapi ketika membaca sebaris kalimat di bawah judul yang isinya seperti itu membuat semangat saya menjadi turun.
Walaupun isi dan kandungan cerita itu bernilai baik, akan lebih baik lagi jika di awal cerita tersebut dituliskan salam atau basmalah. Agar cerita tersebut dijaga kebenarannya oleh Allah. Saya yakin semua pembaca yang telah selesai menarik kesimpulan dari artikel atau cerita yang disampaikan oleh admin akan secara alami memberikan tanggapan. Bahkan mungkin tidak hanya sekedar kata "SUKA" atau me"like" post tersebut.
Keikhlasan admin yang membebaskan tanggapan dari pembaca pasti akan menghasilkan tanggapan yang lebih luar biasa lagi.
Semoga kita mendapatkan hikmah dari apa yang kita pelajari

Sabtu, November 23, 2013

Guru tidak boleh berhenti belajar

Facebook, twitter, instagram, what's app, blog, dsb....
Guru tau tidak apa yang saya tulis di atas?
Kalau tidak tahu, harus cari sekarang, harus tahu sekarang, harus bisa sekarang....

Itulah semangat minimal yang harus dimiliki oleh seorang guru, semangat untuk tahu. Walaupun mungkin tidak ahli, namun seorang guru seharusnya selalu update dan upgrade pengetahuannya. Agar bisa mengimbangi dan terus berkembang di jaman yang serba modern sekarang ini.

Mari kita renungkan,
Kalau buku yang kita baca sama banyaknya dengan siswa kita, berarti kita tidak lebih rajin dari mereka.
Kalau tugas yang kita kerjakan lebih sedikit dari siswa kita, maka kita tidak lebih  baik memanfaatkan waktu dari pada mereka.
Kalau obrolan kota tidak nyambung dengan siswa kita, harusnya kita sadar, bahwa secara perlahan kita tergerus oleh pergerakan jaman.

Memang itulah kenyataan, kita terkadang nyaman dengan apa yang sudah selama ini kita lakukan sehingga kita senantiasa "stuck", nyaris tanpa perubahan.
Padahal kita selalu berusaha memberikan hal-hal baru kepada siswa kita, dengan materi baru, bab yang baru, tugas-tugas yang selalu baru, ulangan-ulangan yang terjadwal sehingga memaksa siswa kita belajar lebih keras, dsb.
Sedangkan kita? Apa yang kita lakukan saat siswa kita berlari menuju ilmu - ilmu yang baru?
Berapa nilai yang kita dapat ketika siswa kita melompat kegirangan karena mendapatkan prestasi terbaik?

Banyak yang menjadikan pekerjaan sebagai alasan untuk belajar (lagi).
Banyak yang menyalahkan beban administrasi sebagai alasan untuk lelahnya membaca buku- buku baru.
Banyak yang menggunakan waktu yang terbatas sebagai alasan untuk tidak tergeaknya kita menciptakan sesuatu yang baru dalam pembelajaran kita.

Kita terlalu banyak alasan, padahal kita terkadang marah bukan main ketika siswa kita beralasan belum mengerjakan PR, lupa mengerjakan tugas, belum mengerti atas materi yang diajarkan.

Percayalah, hanya guru yang senantiasa belajar yang membuat siswa nyaman berada di sampingnya.
Hanya guru yang senantiasa upgrade yang bisa membuat obrolan-obrolan yang asyik dengan siswanya.
Dan hanya guru yang senantiasa bertambah ilmunya yang bisa mencerdaskan siswa-siswanya.

Mari bergeak kawan, selama nafas masih ada, raihlah buku di sekitar kita, dan mulailah membaca.

Jumat, November 22, 2013

Hukuman bagi Siswa yang Melanggar Peraturan

Bismillahirohmanirrohim

"Peraturan dibuat untuk dilanggar"
Itulah jargon saya ketika saya sekolah SMA dulu. Teringat oleh saya bagaimana enaknya melanggar peraturan SMA saya, tampak gagah, berani dan gaul menurut saya. Mungkin itu pula yang dirasakan ketika anak-anak saya melanggar peraturan yang sudah disepakati. Mungkin pula inilah cara mereka mendapatkan perhatian dari orang-orang di sekitarnya.
Kalau cuma sekali ga masalah, tapi kalau sudah diperingatkan, masih melanggar itulah yang jadi masalah. Repot memang ketika ada anak yang berkali - kali melanggar peraturan yang sama walaupun sudah diperingatkan, bahkan orang tuanya dipanggil untuk dilapori tingkah anak di sekolah. Namun belum ada perubahan.
Kesulitan yang kami hadapi selanjutnya adalah bentuk hukuman (punishment) untuk pelanggaran anak itu. Kami tidak kesulitan menemukan hukuman tersebut, tapi kami kesulitan untuk memilih hukuman yang efektif bagi anak agar tidak mengulangi kesalahan lagi. Walhasil kami seperti menjadikan anak kelinci percobaan. Diberi hukuman A, dilihat efeknya besok pagi. Masih diulangi diberi hukuman B, cek efeknya hari berikutnya, dst...
Ini daftar "pilihan" hukuman yang sering kami gunakan :
1. Istighfar 50 kali.
2. Menuliskan tulisan latin satu halaman folio/4 halaman buku kecil.
3. Denda berupa uang.
4. Minta maaf kepada teman jika kesalahan berupa hal yang menyakiti/menyinggung teman.
5. Membaca Al Quran
6. Membuat surat pernyataan bertanda tangan anak, wali kelas, dan wali murid.
7. Menyapu kelas selama satu minggu berturut - turut.
8. Dikurangi jam istirahatnya 5, 10, atau bahkan tidak boleh istirahat.
9. Menuliskan satu ruku' Al Quran
10. Dikurangi penghargaan yang telah diterima pada lembar prestasi siswa.
dll....

Tidak jarang satu kali diberikan hukuman anak kemudian jera, namun terkadang ada satu dua anak yang sangat sulit penanganan hukumannya. Setidaknya ada    hal yang harus tetap kita perhatikan dalam memilih hukuman untuk siswa, diantaranya :
1. Hukuman yang kita pilih sebaiknya tetap kita berikan dengan senyuman, bukan dengan bentakan atau cemoohan. Intinya walaupun mereka kita hukum, tetapi kita harus memilih cara terhalus dalam memberikan hukuman tersebut.
2. Hukuman yang kita pilih tidak boleh keluar dari hal - hal yang bernafaskan pendidikan. Lebih baik tidak berupa hukuman fisik. Hukuman yang baik adalah hukuman yang mendidik. Karena tujuan dari pemberian hukuman itu agar jera, bukan menyakiti atau membuat takut siswa kita.
3. Hukuman yang kita berikan harus sesuai dengan tingkat pelanggaran anak. Jangan langsung menghukum anak dengan berat pada kesalahan pertamanya. Haruslah bertahap. Agar anak juga tahu seandainya melanggar lagi hukumannya akan bertambah.
4. Hukuman yang kita berikan haruslah adil. Tidak pilih-pilih. Agar tidak ada kecemburuan di antara murid.
5. Hukuman yang kita berikan akan sangat baik jika membuat anak itu "berkurang kesenangannya", bukan merasa tersakiti. Karena jika anak merasa tersakiti akan timbul trauma atas hukuman yang diterimanya. Anak bisa menjadi benci dan malas terhadap hukuman yang sering didapatnya.
Contohnya : anak yang sering dihukum menulis bisa menjadi malas atau benci menulis. Anak yang sering dihukum membaca Al Quran bisa menjadi malas atu benci membaca Al Quran. Di sini menjadi penting untuk mencari variasi hukuman yang cocok bagi tiap anak.

Semoga kita bisa membuat anak kita anak-anak yang taat peraturan dan mencapai prestasi yang terbaik
Aamiin


Kamis, Juli 04, 2013

Kerudung Merah itu . . . . .

Ini sebuah cerita tentang mimpiku beberapa waktu yang lalu . . . .
Seorang wanita yang tidak kukenal mampir di mimpiku. Wajahnya nampak asing dan tidak kukenal sebelumnya. Yang kuingat dari mimpi itu hanyalah kerudung merahnya. Ya, hanya kerudung merahnya.

Dia tidak cantik, seingatku.
Dia tidak seksi, sepenglihatanku.
Tapi dia membekas, dan terkenang walaupun hanya sekali bertamu ke tidurku.

Berlomba dengan waktu, kenangan itu tak lagi kuperhatikan
Sampai datang hari itu,dimana kerudung merah itu datang lagi, kali ini bayangannya benar-benar kurasa. Entah rasa apa ini.


Rabu, Juli 03, 2013

Validitas Penelitian

Banyak dari kita yang bersinggungan dengan validitas. Terlebih lagi teman-teman yang telah atau sedang mengerjakan skripsi atau tesis. Dalam sebuah penelitian sebenarnya validitas terbagi menjadi dua yakni validitas instrumen dan validitas penelitian. Validitas instrumen akan kita bahas dalam artikel yang lain. Karena saya kali ini akan membahas tentang validitas penelitian.

Validitas penelitian terdiri atas empat jenis yakni :

Statistical Conclusion Validity (Validitas Simpulan Statistik)

Merujuk pada sejauh mana simpulan yang dihasilkan peneliti tentang hubungan antara peubah yang tengah diukur itu "benar"

Internal Validity (Validitas Internal)

Merujuk pada seberapa presisi pelaksanaan penelitian tersebut dengan teori-teori yang digunakan.


Construct Validity (Validitas Konstruk)
Merujuk pada sejauh mana peubah yang diteliti benar-benar merepresentasikan esensi konstruk hipotesis yang hendak dan seharusnya diukur.

External Validity (Validitas Eksternal)
Merujuk pada sejauh mana penelitian berdasarkan data sampel yang dilakukan dapat digeneralisasikan terhadap populasinya.

Sabtu, Juni 22, 2013

Kenaikan Bersyarat Siswa

Mari kita jadikan tulisan ini sebagai muhasabah dan instropeksi kepada kita, khususnya yang merupakan saudara seperjuangan guru.
Seorang siswa selalu mendambakan untuk bisa bersama teman-teman sekelasnya dalam mengikuti pembelajaran. Namun pada kenyataannya tidak semua siswa itu berhak naik. Berdasarkan UU Sisdiknas no 20 tahun 2003, dan PP no 19 tahun 2005 menyebutkan bahwa seorang siswa akan naik jika memenuhi persyaratan dan lulus dari penilaian pendidik serta satuan pendidikannya.
Hal ini juga telah dijadikan bahan pembicaraan dan diskusi dengan orang tua wali semenjak awal tahun pembelajaran. Dengan menyebutkan nilai KKM, batas jumlah nilai di bawah KKM yang menyebabkan siswa tidak naik kelas, kriteria kenaikan kelas setiap sekolah dsb.
Kemudian orang tua/wali murid diminta mengawal dan mengawasi nilai putra-putrinya agar tidak berada di bawah KKM, guru dan sekolah pun diminta mempertanggungjawabkan proses pembelajaran di kelas yang sesuai dengan KKM yang telah ditentukan.
Dengan keadaan kelas yang heterogen, siswa yang berlatarbelakang berbeda, kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif siswa serta tingkat pendidikan orang tua pasti selalu terdapat masalah dimana siswa yang tidak mampu mencapai nilai KKM, bahkan mungkin sampai mencapai batas maksimal nilai yang berada di bawah KKM yang mengancamnya tidak bisa naik ke kelas berikutnya.
Jika sampai keadaan seperti itu sekolah seharusnya memberlakukan peraturan yang telah disepakati dan disosialisasikan sebelumnya, akan tetapi terkadang terdapat kenaikan kelas bagi anak-anak yang seperti itu yang disebut dengan kenaikan bersyarat.
nah inilah yang ingin saya tanyakan, mungkin teman-teman mempunyai dasar pelaksanan atau prosedur pelaksanaan yang lebih jelas dan terstruktur tentang hal tersebut, saya sangat memohon bantuannya untuk di share di sini. Karena selalu terdapat silang pendapat tentang hal ini di tempat saya mengajar.

Jika berkenan, saya juga sangat membutuhkan draf lengkapnya. dapat dikirim ke alamat email saya djatie_echizen@yahoo.com

Kamis, Juni 20, 2013

Sesobek Cerita Wali Kelas 3b

Ketika tahun ajaran baru 2012/2013 akan dimulai, pengumuman dua guru yang tidak akan bisa mengajar lagi adalah saya dan teman saya. Saya tidak bisa lagi mengajar karena harus melanjutkan kuliah S2 di Pendidikan Matematika PPS UNY, dan teman saya harus resign karena menikah dengan rekan sekantor kami.
Namun, kurang sebulan setelah itu saya malah diminta mengajar kembali karena guru baru yang diseleksi mengundurkan diri. Setumpuk pekerjaannya diberikan sepenuhnya kepada saya. Salah satunya menjadi wali kelas 3b.
Program-program sekolah yang kemudian dibebankan kepada setiap kelas menjadi beban berat ketika saya akan masuk untuk pertama kali di kelas tersebut. Namun saya berpendapat, semuanya pasti bisa terlaksana kalau saya mau berusaha.
Semangat saya ternyata urung meningkat karena ternyata amanah yang saya dapatkan saya rasa sangat berat. Dari sekian banyak kewajiban wali kelas, saya merasa hanya bisa melakukan setengahnya saja.
Namun semangat dari teman-teman saya membuat saya berani menatap anak-anak saya.
Satu semangat saya KETELADANAN.
Saya memberikan keteladanan kepada anak-anak saya.
Saya berjanji tidak akan menghukum mereka kalau saya juga melanggar aturan tersebut. Bahkan saya juga bersedia dihukum jika saya melakukan pelanggaran yang sama.
Saya tidak akan menyuruh mereka kalau saya tidak bisa melakukan apa yang saya suruh.
Saya tidak memerintah mereka, namun saya lebih meminta kepada mereka.
Saya sangat jarang sekali marah, karena saya juga tidak mau mereka marah kepada saya.

Semangat itu yang membuat saya merasa berhasil untuk tahun ajaran ini.
Sepenglihatan saya, mereka pasti pakai ikat pinggang. Karena kalau tidak pakai ikat pinggang mereka akan mendapatkan ikat pinggang hadiah dari saya yaitu seutas tali rafia.
Mereka juga sangat jarang sekali marah dengan saya, namun lebih merengek untuk hal-hal yang mereka inginkan.
Mereka sangat bebas sekali mengungkapkan apa yang mereka rasakan, seperti dengan sms atau telepon. Bahkan mereka sendiri yang sms, tanpa harus minta orang tua mereka yang sms.
Yang membuat saya bangga, 6 orang dari 36 siswa kelas saya, sangat semangat untuk setoran hafalan surat An Naba, karena alhamdulillah mereka berhak untuk mengecek hafalan saya.

_namun, di balik kesombongan saya di atas, saya gagal mengangkat prestasi dan motivasi beberapa siswa kelas saya.
_semoga tahun depan, jika saya masih dipercaya memanggul amanah menjadi wali kelas, saya mampu lebih baik dari tahun ajaran ini.
_aamiin

Dahsyatnya Berdoa

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu'alaikum warohmatullohiwabarakatuh

Setiap hari, minimal lima kali kita bersujud, bertawajuk, dan memohon kepada Allah dengan sholat wajib kita,
Namun, apakah kita tahu apa yang sebenarnya yang kita baca dalam sholat kita?
Sepengetahuan saya sholat adalah kumpulan dari doa-doa yang mustajab.
Saya pernah mendengarkan salah satu teman saya memimpin kami berdoa di akhir kami rapat, sungguh kata-katanya santun, damai dan sangat menyentuh kami. Sehingga kami semua terdiam dalam doa yang cukup panjang dalam bahasa Indonesia itu.
Beberapa hari kemudian, saya membaca Al-Ma'surat yang menjadi bonus pembelian Tamsil Al Quran di kantor kami. Subhanallah, ternyata yang beliau baca ketika berdoa kemarin adalah arti dari surat Al Quran, yang beliau rangkai sendiri.
Mungkin hanya beberapa dari kita yang selama ini berdoa dengan bahasa Arab kurang dapat merasakan dahsyatnya doa mereka karena kita tidak mengetahui artinya, apalagi memahami dari apa yang kita baca.

Marilah kita bersama "mau" untuk membaca, belajar, dan belajar lagi.
Sehingga kekhusyukan dalam kita berdoa menjadi meningkat.
Sehingga dahsyatnya doa yang kita panjatkan kepadaNya menjadi berlipat.
Aamiin

Wassalamu'alaikum warohmatullahiwabarakatuh

Kamis, April 11, 2013

Tes pilihan ganda atau tes uraian?

Sebelum tahu dasar, petunjuk penyusunan, dan manfaat dari tes pilihan ganda dan tes uraian, saya hanya tahu kalau tes pilihan ganda itu digunakan di romawi satu ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan semester. Sedangkan tes uraian biasanya digunakan untuk romawi terakhir dari sebuah paket soal ulangan.
Namun, jika kita bertanya lebih jauh, kenapa ada tes pilihan ganda? kenapa ada tes uraian? Tentunya setiap jenis tes punya tujuan penggunaan, kelebihan, kekurangan, dan manfaatnya.
Secara umum, dapat kita bedakan beberapa karakter utamanya :
Bentuk umum
- Tes pilihan ganda terdiri dari dua bagian, stem (pertanyaan atau pernyataan) dan jawaban (jawaban benar dan jawaban pengecoh).
- Tes uraian terdiri dari bagian pertanyaan dan tempat jawaban. 
Bentuk respon
- Respon untuk tes pilihan ganda adalah satu tanda silang di depan jawaban yang benar diantara pilihan jawaban yang tersedia.
- Respon untuk tes uraian adalah penjabaran jawaban siswa dalam bentuk kata-kata secara lengkap (baik singkat maupun panjang) di tempat yang tersedia
Tujuan penggunaan
- Tes pilihan ganda digunakan untuk mengukur pemahaman siswa atas konsep secara kompleks (lengkap), bukan untuk mengukur kinerja siswa dalam suatu soal.
- Tes uraian digunakan untuk mengetahui kedalaman pemahaman siswa tentang suatu konsep dapat juga digunakan untuk menilai kinerja siswa dalam suatu soal.
Penilaian 
- Dalam hal penilaian, tes pilihan ganda bersifat objektif karena hanya terdapat satu jawaban benar dari sekian jumlah distraktor atau pengecoh. Tes pilihan ganda juga lebih mudah dan membutuhkan waktu yang singkat dalam penyelesaian penilaiannya.
- Penilaian tes uraian lebih sulit karena jawaban yang benar dapat ditulis dalam berbagai bentuk. Memang inilah yang menjadi ciri utama tes uraian. Siswa dibebaskan untuk memberikan jawaban yang mereka anggap benar, dapat berupa jawaban singkat, skema,atau  bentuk yang lain sesuai dengan pemahaman mereka atas soal tersebut. 

Rabu, April 10, 2013

Penyebab utama kecemasan siswa : GURU!!

Dalam perkuliahan psikologi pendidikan matematika di PPs UNY kemarin siang, saya mendapatkan sebuah materi yang cukup mencengangkan. bahwa penyebab utama kecemasan yang dialami oleh siswa adalah GURU di samping beberapa penyebab utama lainnya seperti Materi dan Teman.

Dalam buku Skemp disebutkan bahwa guru yang menjadi penyebab utama kecemasan siswa karena sikapnya di dalam kelas yang otoriter. Kata otoriter di sini dapat diartikan :
  1. guru tidak mau untuk menerima jawaban dari siswa, walaupun itu benar
  2. guru memberikan banyak tugas kepada siswa dan memberikan sanksi kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas
  3. guru tidak memiliki raut muka yang menyenangkan
  4. guru mudah marah ketika siswa tidak mau atau tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan
  5. guru pilih kasih kepada beberapa siswa
Guru yang mempunyai sikap otoriter seperti ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :
  1. kurangnya kompetensi guru
  2. kurangnya wawasan tentang siswa dan mengajar
  3. karakter guru itu sendiri
  4. tuntutan yang dibebankan kepada guru tersebut baik dari penyelenggara pendidikan, maupun dari diri guru itu sendiri
  5. ukuran kelas yang besar, sehingga menyebabkan guru harus berlaku otoriter
  6. pengalaman guru yang negatif di masa yang lalu
Namun, jika kita cermati baik contoh ke-otoriter-an maupun penyebabnya merupakan hal yang lumrah, dan masih dapat diperbaiki, jika guru tersebut mau untuk merefleksikan apa yang dialami selama mengajar dan setelah melihat hasil belajar.

Jadikan bahan renungan ya, karena kecemasan siswa merupakan hal negatif yang akan selalu mengganggu belajar siswa jika tidak segera diatasi.
Minimal, setelah membaca artikel ini, kita tidak menjadi hal yang membuat siswa cemas dalam belajar.

Sabtu, Maret 30, 2013

LATIHAN UN MATEMATIKA SD

Assalamualaikum wr.wb

Kurang dari sebulan lagi, anak-anak kelas 6 SD harus menjani UN. Semoga lancar ya,
Alhamdulillah saya mempunyai beberapa soal latihan untuk UN Matematika tahun 2013 yang sudah sesuai dengan kisi-kisi.
Seandainya ada kawan-kawan yang berminat untuk mendapatkannya, silahkan kirim email ke

djatie_echizen@yahoo.com

Insya Allah, karena saya mendapatkan soal ini gratis, maka saya akan membagikannya juga secara gratis.
Namun karena keterbatasan waktu, mungkin tidak langsung bisa saya balas, biasanya saya online ba'da isya, sehingga mohon dimaklumi.
Silahkan nantinya disebarluaskan dan digunakan untuk saudara yang memang membutuhkan tambahan latihan UN Matematika.
Semoga bermanfaat.

Waalaikumsalam wr. wb.

Selasa, Maret 26, 2013

Fungsi Simbol dalam Matematika

Sebagaimana kita tahu bahwa matematika sangat erat dengan simbol. Contohnya : + (tambah), - (kurang), x (kali), dsb.
Berikut beberapa fungsi dari simbol (khususnya dalam matematika) : 
  1. Communication (komunikasi)
  2. Recording Knowledge (merekam pengetahuan)
  3. The Formation of New Concept (pembentukan konsep baru)
  4. Making Multiple Straightforward (penggolongan dalam kelas-kelas)
  5. Explanation (penjelasan)
  6. Making Possible Reflective Activity (membuat kegiatan reflektif yang memungkinkan)
  7. Helping to Show Structure (membantu menunjukkan suatu struktur)
  8. Making Routine Manipulation Automatic (membuat sebuah manipulasi rutin otomatis)
  9. Recovering Information and Understanding (memulihkan informasi dan pemahaman)
  10. Creative Mental Activity (aktifitas mental yang kreatif)

    Minggu, Januari 13, 2013

    Soal Latihan UN Matematika SD

    Silahkan bisa di download di link di bawah ini, mungkin baru beberapa, namun Insya Allah akan terus bertambah

    Latihan Jarak

    Latihan Perbandingan

    Instrumen Assessment Kognitif Peserta Didik Baru Tingkat SD



    Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan tugas untuk membuat instrument assessment (penilaian) kognitif sebagai salah satu tes siswa baru di SD tempat saya bekerja. Lumayan bingung dalam pengerjaannya, namun Alhamdulillah dapat selesai tepat waktu.
    Saya mendapatkan tugas untuk penilaian aspek kognitif matematika, kemudian saya membaginya sebagai berikut :
    Indikator :
    Geometri
    Instrumen penilaian
    1. Anak mampu menyebutkan nama bangun-bangun geometri sederhana (segitiga, lingkaran, segiempat)
    2. Anak mampu menyebutkan beberapa benda di kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan bangun geometri yang diminta(segitiga, lingkaran, segiempat)
    3. Anak mampu menyebutkan benda-benda geometri yang berwarna sama (segitiga,lingkaran, segiempat)
    4. Anak mampu menyusun benda berbentuk geometri yang sama dari yang terkecil hingga terbesar (segitiga, lingkaran, segiempat)
    Aljabar
    Instrumen penilaian :
    1. Anak mengenali angka dari 0-9
    2. Anak mampu menyebutkan urutan angka dari yang terkecil dari 1-10
    3. Anak mampu menyebutkan angka secara urut sampai yang terbesar semaksimal mungkin
    4. Anak mampu menjodohkan angka dan namanya
    5. Anak mampu menuliskan nama angka yang diminta
    6. Anak mampu melakukan operasi penjumlahan sederhana
    7. Anak mampu melakukan operasi pengurangan sederhana
    8. Anak mampu membilang benda yang diminta
    Saya menyediakan instrument yang lengkap dengan rubrik penilaian dan contoh peraganya di sini, silahkan klik link download di bawah ini.

    DOWNLOAD

    Pikiranku yang simpel

    banyak sekali yang tanya, kamu kok bisa sich kuliah sambil ngajar? malemnya masih ngeles lagi? Buat apa kamu kerja? dah, kuliah aja...
    apalagi pertanyaan setelah selesai kuliah mau apa? kerja jadi apa? apa sich yang kamu kejar?

    aku bosan berpikir dan mencari jawaban tentang semua itu.
    Pak, Bu, mas, mbak,
    aku kuliah tanpa memikirkan akan jadi apa aku nanti, itu bukan urusanku. dah ada yang ngurus kok...
    aku kuliah karena perintah dua pasang orang tuaku yang aku sayangi dan aku hormati. merekalah yang telah mengakuiku sebagai anak tertua dalam dua keluarga berbeda dan aku harus memberikan contoh bagi adik-adikku yang juga aku sayangi.itu perintah dari mereka dan aku menyanggupinya. itu cukup buatku untuk melangkah sampai sekarang. bertahan atas apa yang terjadi. hanya berharap mereka berempat bisa tersenyum melihat semangatku. hanya berharap mereka semua bisa hadir dalam wisudaku nanti. itu dah cukup buatku.
    perkara nanti itu urusan nanti, perkara jadi atau tidak aku pasrahkan semuanya padaNya.
    aku yang sekarang hanya menurut pada mereka. karena sekarang aku hanya punya mereka.
    walaupun jarak memisahkan kami, aku merasa tangan mereka selalu menemaniku sampai sekarang.

    aku sayang dua pasang orang tuaku,
    dan tidak akan ada yang bisa menggantikan mereka di hatiku


    http://www.facebook.com/djatie.prasetiawan 

    Kamis, Januari 10, 2013

    Elegi Jasa Guru



     Sekumpulan guru  sedang berkumpul dan saling berdebat atas prestasinya dalam mendidik.

    Guru TK                : aku yang paling berjasa bagi seluruh siswa di dunia, karena akulah yang mulai mengajar mereka dari nol, dari tidak tahu apa-apa, menjadi mau belajar apapun.

    Guru SD               : akulah yang paling berjasa, kamu hanya memberikan pendidikan awal. Tapi aku, guru SD memberikan batu pondasi bagi mereka untuk memahami pelajaran yang sebenarnya. Apa kamu bisa menulis dan membaca dengan baik kalau tidak ada aku? Di SD lah semuanya diawali.

    Guru SMP           : akulah yang peling berjasa, bukan kalian berdua. Karena akulah yang mengajari seluruh siswa untuk mulai mandiri dan bekerja dengan kemampuan mereka sendiri. Itu lebih penting. Di SMP aku mengajarkan untuk mulai semua itu pada semua muridku.

    Guru SMA           : bukan kalian yang berjasa. Tapi aku. Kami, guru SMA/SMK memberikan bekal keterampilan yang aplikatif, tidak seperti kalian yang hanya memberikan teori. Kami memberikan apa yang mereka butuhkan untuk hidup di dunia nyata, tidak berlandaskan teori, namun berlandaskan fakta bahwa kehidupan ini bisa dilalui dengan kemampuan dan keterampilan.

    Dosen                   : diamlah kalian semua, tidak tahukah kalian, kalau kalian memberikan nilai itu terkadang tidak murni, karena kalian melepaskan siswa ke jenjang lebih tinggi dengan standar yang diterapkan orang lain. Lihatlah, di perguruan tinggi, seorang mahasiswa tidak akan lulus tanpa usahanya sendiri, itulah sebenar-benarnya mandiri, itulah sebenar-benarnya prestasi mereka.  Bukan dibuat-buat.
    Bukan diatur siapapun, mereka mampu sadar tentang kebutuhan pendidikan karena aku!

    Guru ngaji           : apapun yang kalian katakan, tidak akan berguna ilmu dunia yang kalian berikan tanpa ilmu yang aku ajarkan. Ilmu agama adalah ilmu yang menjaga seluruh siswaku untuk tetap berjalan di jalan yang lurus. Melakukan seluruh ilmu yang kalian ajarkan. Tidak akan ada prestasi dari apa yang kalian ajarkan tanpa ajaran dariku.

    Guru privat         : apapun yang kalian katakan, lihatlah, siapa yang mengajarkan kepada mereka dengan suasanya yang nyaman? Siapa lagi kalau bukan aku? Aku harus menambal semua kekurangan kalian dalam mengajar dengan cara yang lebih menyenangkan, sehingga mereka bisa berprestasi seperti sekarang. Jangan sombong dulu! Akulah yang paling berjasa pada mereka.

    Entahlah, siapa yang benar..
    Masih ingatkah kalian siapa saja nama mereka? Mulai dari guru tk sampai guru privat kalian?
    Renungkanlah, siapakah yang paling berjasa menurut kalian?

    Selasa, Januari 08, 2013

    Jokowi (Joko Widodo) Wali Kota Terbaik ke III di Dunia



    Jokowi terpilih sebagai walikota terbaik dunia. Dia menempati peringkat ketiga. Seperti dikutip dari situs www.worldmayor.com, Selasa (8/1/2013), posisi walikota Terbaik dunia ditempati Inaki Azkuna, Bilbao, Spanyol, yang dinilai berhasil mentransformasikan kota Bilbao dari kota industri menjadi pariwisata. Lisa Scaffidi, Wali Kota Perth, Australia yang berada di posisi kedua. Dia terpilih karena kedekatannya dengan warga. Lisa yang terpilih sebagai wali kota pada 2007 menganggap media sosial seperti Twitter dan Facebook sebagai alat promosi abad 21 untuk berkomunikasi dengan warga yang tidak bisa dijangkaunya.
    Berikut 10 Walikota Terbaik Dunia Versi www.worldmayor.com
    1.      Inaki Azkuna, Bilbao, Spanyol;
    2.      Lisa Scaffidi, Perth, Australia;
    3.      Joko Widodo, Surakarta, Indonesia;
    4.      Regis Labeaume, Quebec City, Kanada;
    5.      John F Cook, El Paso, AS;
    6.      Park Wan-su, Changwon City, Korea Selatan;
    7.      Len Brown, Auckland, Selandia Baru;
    8.      Edgardo Pamintuan, Angeles City, Philippines;
    9.      Mouhib Khatir, Zeralda, Aljazair
    10.  Alfonso Sánchez Garza, Matamoros, Mexico
    Alasan utamanya Jokowi terpilih adalah karena keberhasilannya membentuk citra kota Surakarta sebagai kota seni budaya. Image yang terbentuk itulah yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Penghargaan ini diberikan oleh Yayasan Walikota Sedunia (The City Mayors Foundation).
    Selamat pak JOKOWI!
    Kami tunggu terobosan-terobosan anda selanjutnya.