Selasa, Januari 06, 2015

Beranilah para [Calon] Guru!!!

Setelah dua hari menjadi guru pendamping dan penilai untuk seleksi guru baru SD Muhammadiyah Sleman, banyak hal yang saya dapatkan. Mulai dari menemani membuat materi, sharing kesulitan mengajar, dan menilai pembelajaran yang dilakukan para calon guru baru di SD kami.
Mungkin ini lanjutan dari post saya sebelumnya tentang menilai kompetensi guru baru beberapa waktu yang lalu. Setelah melaksanakan penilaian, ternyata ada beberapa hal baru yang dapat saya sarankan kepada calon teman - teman saya.

1. Berani. Seorang guru harus sangat berani. Berani dalam hal yang baik. Berani bertatap muka lebih banyak dengan siswa, berani mengambil tantangan yang diberikan dengan mengajar tanpa persiapan terlebih dahulu, berani berinteraksi dengan siswa, dan lain - lain. Anggaplah ini sebagai mikroteaching yang gratis. Terlepas dari anda akan diterima atau tidak di sekolah yang membuka lowongan, namun ini pengalaman berharga bagi anda. Jika anda memang belum pernah sama sekali mengajar secara klasikal. Buktikan ya, teori yang anda dapat selama perkuliahan tidak akan berguna sama sekali kalau anda tidak mempunyai pengalaman yang memadai. Beranilah mencoba! Lihatlah hasilnya! Perbaiki kekurangannya! You'll be the best teacher

2. Kuasai materi. Khusus untuk pembelajaran dengan kurikulum 2013 yang kami terapkan, ternyata sangat tidak mungkin hanya mengajar di satu muatan saja. Apalagi anda bukanlah jurusan PGSD yang memang sudah terbiasa dengan pembelajaran tematik (menguasai lebih dari satu muatan pelajaran). Pada prakteknya, beberapa guru stag dengan materi yang merupakan "jatah" mikroteachingnya, yang telah disusun sebelumnya. Ketika waktu habis, blank.....
Padahal dengan kemampuan yang anda miliki seharusnya anda bisa menambah materi sendiri secara spontan saja (walaupun memang lebih baik dipersiapkan). Minimal, anda berkenan untuk memberikan tambahan latihan atau pengulangan materi yang selanjutnya. Saya kira tidak sulit bagi anda dalam waktu 5 sampai 10 menit menyusun 10 soal yang baru. Tulis saja di papan tulis kemudian minta anak mengerjakan. Itu hal yang sangat positif. Anak akan merasa lebih baik dengan ditemani soal dan aktivitas bermakna, dari pada anda malah mengambil posisi untuk berceramah atau mengulang materi yang baru anda ajarkan.

3. Siap ambil kesempatan. Sebuah lowongan pekerjaan biasanya terdapat beberapa pilihan jabatan. Sekiranya memang anda mampu untuk mengemban amanah itu. Ambil. Hajar saja. Lihat hasilnya nanti. Buktikan bahwa anda bisa. Misalnya anda ditawari untuk menjadi guru freelance di sebuah sekolah, tapi ada peluang untuk menjadi guru tetap. AMBIL secepatnya. Jika memang memungkinkan. Kesempatan tidak datang dua kali. Jangan menyesal di kemudian hari.

4. Berikanlah (siapkanlah) beberapa penghargaan untuk siswa. Anak sangat senang dengan hadiah. Itu sifat alami mereka. Manfaatkanlah sifat tersebut untuk meminta mereka melakukan sesuatu. Siapkanlah beberapa barang yang unik (yang cocok dengan usia siswa) untuk siswa dengan nilai terbaik, siswa teraktif, dan siswa tercepat. Itu hanya contoh saja. Tidak harus mahal. Siapkanlah hadiah itu untuk putra  dan putri.Bedakan saja corak/warnanya. Biarkan mereka memilih sendiri hadiahnya. Lihatlah, semangat mereka akan berlipat ganda ketika melihat ada hadiah yang menanti mereka.

5. Jangan takut dibandingkan dengan guru lama. Jelas, guru lama akan mempunyai efek yang sangat besar bagi siswa. Anda berteriak - teriak dengan volume terkeras anda akan kalah dengan tatapan mata guru lama. Karena siswa anda sudah kenal dengan para guru lama. Yakinkan diri anda sendiri, bahwa anda hanya akan beberapa hari disebut sebagai guru baru. Secepat - cepatnya anda harus dianggap guru lama. Jelas, itu butuh usaha yang tidak sedikit. Tapi yakinlah bahwa anda bisa, sehingga percepatan itu terlihat nyata.

Ayo, para [Calon] Guru, ukirlah prestasimu!
Buktikan bahwa Anda adalah pribadi yang unggul, berani, dan meyakinkan.
Dunia nyata bagi para lulusan sarjana adalah waktu setelah anda menerima ijazah.
Ingatlah itu!!
Selamat datang di kenyataan!!
Semangat!!

Sabtu, Januari 03, 2015

Menilai Kompetensi Guru Baru

Tiga tahun lalu, tepatnya bulan Juni 2011 saya masuk SD Muhammadiyah Sleman sebagai satu dari 8 guru baru yang lolos seleksi wawancara tahap akhir.
Sekarang, saya harus memberikan penilaian kepada beberapa guru baru yang kemarin lolos tes tertulis di SD Muhammadiyah Sleman.
_waktu berlalu begitu cepat ya..?

Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada teman - teman guru baru yang mulai besok akan mengikuti proses penilaian microteaching, saya ingin memberikan beberapa hal yang patut diperhatikan dalam melakukan pengajaran di kelas yang baru. Secara utuh, seharusnya seorang guru baru dinilai kompetensi profesionalnya, paedagogiknya, dan komunikasi sosialnya. Itu sangat membutuhkan waktu yang lama dan banyak variabel yang harus diperhatikan. Berikut adalah saran saya agar dapat meningkatkan keberhasilan dalam melakukan pembelajaran di kelas yang baru :

Yang pertama : Jangan terlambat. Ketika anda terlambat di pertemuan perdana anda, maka pastilah anda akan sangat nerveous. Baik grogi pada siswa dan tim penilai yang mungkin sudah stand by di kelas.

Yang kedua : Persiapkan materi. Materi ajar yang akan anda berikan kepada siswa harus sudah sangat siap. Micro teaching baik dihadapan guru lain atau siswa secara langsung sangat membutuhkan persiapan materi yang matang.

Yang ketiga : Usahakan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang anda gunakan dalam microteaching di kelas akan meningkatkan nilai anda dalam microteaching. Maka dari itu, persiapkan media yang sesuai dengan materi yang anda siapkan. Media dapat berupa slide powerpoint, lembar kerja siswa, gambar - gambar pendukung, kartu (bilangan, kata, huruf), dan game- game seru di kelas.

Yang keempat : Jalinlah komunikasi dengan guru pengampu dengan baik. Bertanya. Satu hal yang mungkin sangat sulit dilakukan oleh guru baru. Padahal hal ini sangat penting, bahkan bisa sangat mendukung lancarnya microteaching yang dilakukan. Bertanyalah tentang apapun, bertanyalah tentang kelas, pembelajaran, karakteristik siswa, media yang tersedia, susuan bangku siswa, siswa yang bermasalah, siswa yang pintar, dan sebagainya. Lengkapi data anda tentang kelas baru anda selengkap - lengkapnya. Sehingga anda seperti masuk kelas anda sendiri, kelas yang sudah anda pahami karakteristiknya.

Yang kelima : Guyonan. Siapkan ice breaking yang cukup untuk merefresh siswa dalam pembelajaran. Guyonan segar akan sangat dibutuhkan jika anda berada di kelas micro teaching yang kurang menguntungkan. Seperti microteaching di jam terakhir, di kelas yang sangat kurang pengetahuannya, dsb. Guyonan yang anda siapkan jangan sampai salah sasaran. Harus sesuai dengan karakteristik siswa. Guyonan yang paling sulit adalah guyonan kepada siswa SD. Guyonan yang sampai ke siswa kemudian mendapatkan respek beragam dari siswa akan memperlihatkan anda mampu menguasai kelas dengan baik.

Percayalah, anda hanya akan menjadi guru baru selama bebarapa hari saja. Selebihnya dengan usaha yang maksimal anda akan sangat diterima oleh murid dan kawan - kawan baru anda. Pertahankan semangat itu untuk mengukir prestasi di tempat kerja anda yang baru. Dan persiapkan diri anda sebagai pendiri kerajaan anda sendiri dengan prestasi yang terukir indah sebagai bukti kerja keras anda.

Susahnya menilai UAS (TKM) Kurikulum 2013

Sejenak berhenti dari aktivitas pembelajaran semester ganjil yang telah selesai, kami menyisakan sebuah pertanyaan dalam menilai hasil UAS (TKM) siswa di semester ganjil. UAS (TKM) kemarin telah menerapkan kurikulum 2013. Terdapat beberapa hal yang menurut kami tidak baik untuk siswa di dalam penilaian hasil UAS tersebut.
Yang pertama adalah bentuk soal. Bentuk soal yang digunakan oleh dinas pendidikan dalam menilai kemampuan siswa adalah pilihan ganda. Secara harafiah, ketika soal yang digunakan berbentuk pilihan ganda akan terjadi selisih yang sangat besar dalam nilai yang dicapai siswa. Ketika jawaban benar akan mendapat nilai 100 dan ketika jawaban salah akan mendapat nilai 0. Bentuk soal pilihan ganda ini tidak memberikan ruang kepada siswa untuk memberikan jawabannya atas masalah yang diberikan. Padahal, aspek kritis dan kreativitas sangat dikedepankan dalam pembelajaran kurikulum 2013. Seharusnya terdapat "ruang" untuk siswa dalam mengeksplor pengetahuan yang dimilikinya. Soal yang baik menurut kami adalah soal yang mampu meminta siswa untuk memberikan tanggapan dalam situasi yang diberikan melalui soal, menyodorkan langkah penyelesaian yang sesuai dengan alur berpikir, dan mereview ulang apa yang telah dikuasai. Bentuk soal yang paling bisa melakukan itu semua adalah isian. Baik isian singkat maupun isian panjang.
Yang kedua adalah paket soal subtema 1 dan subtema 2. Pelaksanaan UAS semester ganjil kemarin menggunakan paket soal subtema 1 dan 2 yang digabung. Alasannya kami kurang tahu, ada yang bilang untuk efisiensi waktu dan anggaran, ada yang bilang kalau indikator KD yang mirip di dua subtema tersebut, entahlah.. Bagi siswa, terkadang kebingungan dalam belajar karena materi terlalu banyak. Sehingga nilai yang dicapai tidak maksimal.
Yang ketiga adalah tidak terdapat kisi - kisi dan pedoman penskoran. Dengan jumlah soal tiap muatan yang tidak sama, terdapat masalah dalam memberikan penilaian bagi tiap muatan. Padahal nilai yang diminta oleh wali murid adalah nilai per muatan. Sedangkan nilai yang disyaratkan kepada guru adalah nilai per KD. Sehingga terdapat perbedaan pemahaman tentang nilai siswa. Seharusnya nilai yang diberikan memang per KD, namun tidak semua KD yang diajarkan terdapat pada soal yang diberikan pada siswa. Tambah pusing bagi guru untuk memasukkan nilai siswa yang kemudian harus diolah menjadi nilai rapor..
PENULISAN RAPOR..... heee..
sangat membingungkan dan harus butuh sosialisasi yang intensif tentang menulis dan membaca rapor deskriptif...(hanya itu yang bisa saya gambarkan untuk penulisan rapor..)
_karena memang sangat rumit dan njlimet....

_uj