Kamis, Oktober 23, 2014

Proses membuat raport deskriptif kurikulum 2013

Anak kecil sangat suka ketika diberikan cerita. Cerita tentang apa saja. Baik cerita lucu, sedih, menyenangkan, ataupun menyedihkan. Anak - anak pun banyak yang dapat saling bertukar cerita satu sama lain. Tidak terbatas tema cerita. Mereka mengeluarkan apa yang ada di dalam benak mereka dengan sangat bebas dan tanpa batas. Terkadang tanpa bermaksud berbohong atau menipu, mereka menambahkan sendiri imajinasi mereka tentang sebuah kejadian. Atau sebenarnya itu bukan imajinasi mereka,  tapi merupakan harapan yang mampu mereka ubah menjadi sebuah cerita.
Membahas tentang cerita, salah satu konsekuensi dilaksanakannya kurikulum 2013 adalah raport deskriptif. Beberapa waktu yang lalu, seorang instruktur kurikulum 2013 memberikan panduan kepada kami untuk menulis raport deskriptif tersebut. Sejujurnya, saya sendiri masih belum bisa membayangkan raport yang harus saya tulis tersebut secara nyata. Namun bayangan beratnya bagaimana membuat raport tersebut sudah saya rasakan sekarang. Saat saya sedang koreksi UTS semester ganjil ini.
Raport deskriptif nantinya akan berbentuk sebuah cerita lengkap tentang capaian anak, baik di bidang kognitif dan spritual. Secara gampang, raport deskriptif ini nantinya akan berisi tentang bagaimana nilai yang anak capai dan bagaimana sikap anak selama pembelajaran. Cerita yang tertera di sana adalah konversi dari angka yang didapat anak di tiap kompetensi dasar tiap sub tema. Rata - rata dari nilai tersebut akan berubah menjadi kata "SUDAH SANGAT BAIK", "SUDAH BAIK" dan "BUTUH PENDAMPINGAN". Kata - kata tersebut merupakan pengganti nilai A, B, dan C gitu lah... Kalau mungkin masih sulit membayangkan. Setidaknya begini langkah yang harus kami (wali kelas) lakukan untuk memberikan nilai kepada anak :
  1. Menentukan range ( batasan ) nilai anak. Range (batasan) nilai adalah batas minimal untuk mendapatkan nilai deksriptif setelah dikonversi. Contohnya : nilai < 70 akan berubah menjadi "BUTUH PENDAMPINGAN", nilai 71 - 80 akan berubah menjadi "SUDAH BAIK", nilai > 80 akan berubah menjadi "SUDAH SANGAT BAIK".
  2. Koreksi nilai anak per sub tema. Ini adalah pekerjaan yang paling menyebalkan (setidaknya untuk saat ini. Saya sedang koreksi pekerjaan anak saya yang jumlahnya 40 anak, untuk dua tema yang masing - masing terdiri dari tiga sub tema). Hee....  
  3. Merekap seluruh nilai anak per kompetensi dasar per sub tema. Nantinya setelah nilai sudah jadi semua, harus dipisahkan tiap kompetensi dasar. Jangan sampai tercampur atau tertukar.
  4. Menghitung nilai rata - rata anak. Seandainya satu kompetensi dasar ada yang diulang dalam beberapa sub tema, harus di tulis sendiri - sendiri. Nantinya nilai yang akan dikonversi adalah bentuk rata - rata dari beberapa sub tema.
  5. Mengkonversi nilai anak ke dalam bentuk deskripsi. Pekerjaan mengkonversi nilai ini bisa dilakukan dengan bantuan beberapa software. Salah satunya adalah microsoft excell. Kami sudah bisa menyusun deskripsi ini semenjak tahun lalu.
  6. Menggabungkan konversi nilai anak dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai anak.  Setelah konversi nilai jadi, kita harus menggabungkannya dengan kompetensi dasar yang terkait. Contohnya seorang anak mendapat nilai konversi "SUDAH SANGAT BAIK" pada kompetensi dasar "Menjawab pertanyaan teks bacaan" Maka deskripsi nilai anak menjadi ANAK SUDAH SANGAT BAIK DALAM MENJAWAB PERTANYAAN TEKS BACAAN
  7. Jadilah raport deksriptif anak.... (itu baru satu KD lho.... masih banyak KD yang lain)

Repot ya??
hee..
Itu separuh pekerjaan, karena baru satu aspek, kognitif siswa. Terdapat dua aspek yang harus dinilai kan? Sikap dan kognitif...
Hampir sama lah langkahnya,,,,,
Semangat guru kreatif dan profesional...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar