Minggu, Maret 30, 2014

Protes atas Bisingnya Kampanye

Beberapa hari terakhir hampir pasti, di semua daerah terdapat kegiatan "rakyat". Kegiatan ini hanya dilakukan 5 tahun sekali. Dan hanya dilakukan oleh orang - orang yang itu - itu saja.
Kenapa saya bilang seperti itu?
Ya, benar, kegiatan rakyat yang saya maksud adalah KAMPANYE....
Katanya,,,,
kampanye itu pestanya rakyat, padahal hanya sebagian orang saja yang berpesta, sedang yang lainnya harus menderita
kampanye itu adalah saatnya pemaparan visi misi para calon pemimpin padahal visi misi itu disampaikan pada orang - orang yang telinganya disumpal dengan kapas
kampanye itu adalah saatnya rakyat mengenal para calon wakilnya, padahal perkenalan itu diberikan langsung dengan cara yang aneh, ya aneh, tau sendiri lah.... 

bagi saya sendiri,
selama kampanye itu dilaksanakan di jalan, dengan cara yang urakan, bikin macet, bikin bising, maka nanti hasilnya adalah pemimpin yang menyelesaikan masalah negara dengan cara - cara urakan pula, membuat bising telinga rakyatnya dengan hal - hal yang negatif pula.

selama kampanye itu dilaksanakan oleh calon pemimpin dan massanya yang melanggar peraturan lalu lintas, jangan kaget ketika mereka ketika menjadi pemimpin akan melanggar peraturan. 

selama kampanye itu dilaksanakan dengan menunjukkan arogansi, egois, dan kesewenang-wenangan terhadap orang lain, jangan harap seluruh rakyat akan menikmati pemerintahan dari pemimpin yang dihasilkan dari kampanye semacam itu.

selama kampanye itu hanya sebatas menunjukkan sebanyak apa massa yang ikut serta dalam iring-iringan rombongan konvoi, maka kita tinggal hitung berapa banyak pemimpin dan bawahannya menunjukkan tingkah laku buruknya secara "berjamaah". 

untuk di jogja dan rumah saya di magelang...
pak, bu, calon pemimpin kami, tahukah ibu dan bapak bahwa...

selama bapak dan ibu berkampanye di jalan dengan teman-temanmu itu, anak-anak kami, para siswa kami, dan mungkin anak kalian juga.. 
sedang melaksanakan ulangan tengah semester...
sedang mempersiapkan untuk ujian nasional .... 
sedang melebarkan telinga mereka untuk sekedar mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru mereka.... 
yang terganggu oleh suara knalpot "massa pendukungmu"....
seandainya mereka gagal nanti, kalian akan menyalahkan kami, mempertanyakan kinerja kami, padahal kalian sendiri tidak menghargai usaha dan tidak tahu derita yang dialami oleh anak - anak kalian... 
haruskah kami, para guru, berjajar di tepi jalan dan membawa tulisan "Maaf, sedang ujian"???
buat apa?? toh, kalian sendiri sepertinya tidak memperdulikan apa yang sedang diusahakan oleh anak kalian sendiri.. 

massa mu itu...
belum tentu menemanimu ketika engkau sakit.. 
massa mu itu.. 
belum tentu datang ketika engkau dipanggil Allah... 

dan doa massa mu itu... 
belum tentu diterima doanya, jika mendoakanmu.. 

tapi ANAK MU....
pasti akan mengusahakan hadir dan merawatmu ketika engkau sakit, 
pasti akan mengusahakan mengangkat kerandamu ke liang lahatmu... 
pasti akan lebih diperhitungkan doanya oleh Allah...

pilihan seluruhnya ada di tangan kalian....
bersenang - senanglah sekarang dan bersedihlah suatu hari nanti,
atau perbaikilah langkah kalian untuk mendapatkan suatu yang baik suatu hari nanti,

2 komentar:

  1. asline ak jg sependapat denganmu, tapi kampanye di Indonesia ini jadi ciri khas dan penanda pesta menjelang Pemilu. Itu merupakan sebuah budaya sejak dulu yang susah dihilangkan. Jamanku SD & SMP ak sering ikut kampanye Golkar, PKB, & PDIP. Cuma karena senang aja muter-muter gak pakai helm & keliatan kayak mafia. Tapi kalo skrg ndak lah, ngelingi status. Hehehe... Kalo diingat2, kampanye jaman dulu lebih ngeri daripada sekarang. Bacok-bacokan, bakar-bakaran, & ngeroyok orang. PPP ketemu sama PDI (suryadi) di jalan, ya tawur. PPP ketemu PKB, ya adu samurai. Kalau sekarang yang tersisa tinggal bisingnya & urakannya. Semoga cuma itu. Analoginya begini, "Petasan waktu lebaran itu meriah bagi yang merayakan", wo asik betul & jadi kebanggaan tersendiri buat mereka2 yang suka nyalain petasan. Masalah mengganggu atau ndak, gak cuma yang non muslim aja yang keganggu, yang muslim aja banyak yang merasa terganggu kok. Tapi bagi mereka yang tidak merayakan(maaf bagi yang non muslim) ya bisa saja mengganggu mereka karena bukan hari spesial. Cuma karena minoritas hidup di tengah mayoritas maka bisa jadi semua keluhan disimpan dalam hati saja. Jadi, kampanye yang bising-bising memang mengganggu. Memang begitulah yang jadi budaya masyakarat Indonesia. Semakin ke depan ak kira semakin berkurang budaya kek gitu. Just sharing...

    BalasHapus
  2. Kmaren ada lo yg keren kampanye nya sholat berjamaah sholat ashar, masanya milih naek bis..

    BalasHapus