Minggu, Maret 09, 2014

Belajar sambil Lomba

Saya akan bercerita tentang beberapa kegiatan saya dan teman guru saya dalam menumbuhkan semangat siswa kami dalam belajar. Kami mendesain sebuah lomba tentang beberapa mata pelajaran untuk siswa kami. Pikiran awal kami apakah mungkin siswa yang "kurang" dapat ikut memeriahkan rencana acara kami tersebut. Namun live must go on, kami mencoba untuk meyakinkan diri kami bahwa acara kami bukan untuk siswa yang pintar saja.
Lomba yang kami adakan dalam bulan februari kemarin adalah :
  1. lomba cerdas cermat agama 
  2. lomba cerdas cermat mata pelajaran 
  3. lomba adzan 
  4. lomba hafalan surat Al Quran
Karena lomba kami adakan untuk kelas 3, 4, dan 5 sekaligus, otomatis terdapat perbedaan penguasaan materi yang dimiliki oleh siswa kami. Kami menyiasatinya dengan mengadopsi pelaksanaan UN, yaitu memberikan Kisi-Kisi lomba kami. Kami juga melengkapinya dengan memberikan beberapa latihan pendalaman materi. Kami para wali kelas juga menyepakati bahwa seluruh lomba kami jadikan proyek masing - masing wali kelas, sehingga tumbuh semangat di dalam diri kami untuk menyiapkan wakil terbaik dari kelas kami.

Hasilnya, pada lomba pertama yang kami adakan memang diisi oleh siswa yang dalam kategori pintar. Namun setelah teman - teman yang lain ikut menjadi supporter untuk temannya sendiri, sepertinya tumbuh semangat dalam diri para supporter ini untuk ikut juga menjadi peserta lomba, bukan hanya jadi supporter. Hal ini terlihat dari lomba kedua yang pesertanya berubah. Banyak siswa yang menjadi peserta di lomba pertama tidak lolos babak pertama pada lomba kedua. dan seterusnya.
Kami melihat bahwa telah tumbuh semangat belajar yang lebih dari para siswa yang tadinya kurang pede, kurang paham materi, dan kurang berani tampil di depan.

Alhamudillah dalam hati kami,,

Kebetulan, dalam rangkaian lomba yang kami adakan memang terdapat babak penyisihan yang kemudian dilanjutkan dengan babak final. Kebetulan yang kedua, lomba yang kami adakan ada yang lomba beregu dan lomba individu. sehingga akan terlihat siswa yang minder dan siswa yang memang berani tampil. Siswa yang pintar memang tidak selalu berani tampil di depan siswa yang lain, sehingga terlihat jelas progres perkembangan keberanian siswa dalam hal tampil di depan siswa yang lain.

Rasa syukur kami bertambah ketika rangkaian lomba yang telah selesai "dirindukan" oleh para siswa. Siswa beberapa kali menanyakan ada lomba lagi atau tidak. Padahal lomba kami hanya memperebutkan piala kepala sekolah yang kategorinya murah, dan update di blog sekolah atas foto kemenangan mereka. Subhanallah, kami mungkin memang belum bisa menang jika kami bertanding dengan sekolah dari siswa dari sekolah yang lain, namun sungguh "antusias" siswa ini membuat kami sangat bersyukur.

Beberapa hal yang kemudian menjadi kesimpulan kami atas kegiatan kami :
  1. Hal - hal baru dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan oleh siswa. Bahkan oleh gurunya sendiri. Kami berpendapat, bahwa jika  memenuhi sebuah ember dengan satu kran terasa lama, kita harus mencari kran tambahan lain yang dapat mempercepat air dalam ember itu cepat penuh. Guru juga harus mampu berikhtiar seperti itu. Harus selalu ada cara - cara lain yang dapat membantu cara lama dalam mengajar. 
  2. Siswa membutuhkan semangat berkompetisi. Jika memang belum dapat berkompetisi dengan sekolah lain, guru harus cerdas mencarikan lawan pertama bagi siswanya yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Seperti dengan melawan teman- temannya sendiri yang sudah setiap hari mereka temui, sehingga tidak muncul rasa canggung dalam diri siswa. Dengan harapan semangat dan rasa pede tersebut dapat terus terasah dalam berjalannya waktu. 
  3. Hadiah sebenarnya tidak dibutuhkan siswa. Hadiah yang mahal pun terkadang tidak begitu bermanfaat bagi para siswa. Namuh hadiah berupa pengakuan dari para gurunya sendiri merupakan hadiah yang mungkin tidak terkira bagi para siswa.
semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar