Kamis, Juni 20, 2013

Sesobek Cerita Wali Kelas 3b

Ketika tahun ajaran baru 2012/2013 akan dimulai, pengumuman dua guru yang tidak akan bisa mengajar lagi adalah saya dan teman saya. Saya tidak bisa lagi mengajar karena harus melanjutkan kuliah S2 di Pendidikan Matematika PPS UNY, dan teman saya harus resign karena menikah dengan rekan sekantor kami.
Namun, kurang sebulan setelah itu saya malah diminta mengajar kembali karena guru baru yang diseleksi mengundurkan diri. Setumpuk pekerjaannya diberikan sepenuhnya kepada saya. Salah satunya menjadi wali kelas 3b.
Program-program sekolah yang kemudian dibebankan kepada setiap kelas menjadi beban berat ketika saya akan masuk untuk pertama kali di kelas tersebut. Namun saya berpendapat, semuanya pasti bisa terlaksana kalau saya mau berusaha.
Semangat saya ternyata urung meningkat karena ternyata amanah yang saya dapatkan saya rasa sangat berat. Dari sekian banyak kewajiban wali kelas, saya merasa hanya bisa melakukan setengahnya saja.
Namun semangat dari teman-teman saya membuat saya berani menatap anak-anak saya.
Satu semangat saya KETELADANAN.
Saya memberikan keteladanan kepada anak-anak saya.
Saya berjanji tidak akan menghukum mereka kalau saya juga melanggar aturan tersebut. Bahkan saya juga bersedia dihukum jika saya melakukan pelanggaran yang sama.
Saya tidak akan menyuruh mereka kalau saya tidak bisa melakukan apa yang saya suruh.
Saya tidak memerintah mereka, namun saya lebih meminta kepada mereka.
Saya sangat jarang sekali marah, karena saya juga tidak mau mereka marah kepada saya.

Semangat itu yang membuat saya merasa berhasil untuk tahun ajaran ini.
Sepenglihatan saya, mereka pasti pakai ikat pinggang. Karena kalau tidak pakai ikat pinggang mereka akan mendapatkan ikat pinggang hadiah dari saya yaitu seutas tali rafia.
Mereka juga sangat jarang sekali marah dengan saya, namun lebih merengek untuk hal-hal yang mereka inginkan.
Mereka sangat bebas sekali mengungkapkan apa yang mereka rasakan, seperti dengan sms atau telepon. Bahkan mereka sendiri yang sms, tanpa harus minta orang tua mereka yang sms.
Yang membuat saya bangga, 6 orang dari 36 siswa kelas saya, sangat semangat untuk setoran hafalan surat An Naba, karena alhamdulillah mereka berhak untuk mengecek hafalan saya.

_namun, di balik kesombongan saya di atas, saya gagal mengangkat prestasi dan motivasi beberapa siswa kelas saya.
_semoga tahun depan, jika saya masih dipercaya memanggul amanah menjadi wali kelas, saya mampu lebih baik dari tahun ajaran ini.
_aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar