Sabtu, Juni 20, 2015

Saya belajar dari Mereka_Sabar

Pelajaran 2

Setelah UN selesai, semua kembali normal. Hanya ruang kelas 9 yang biasanya gaduh menjadi sepi. Mereka sudah libur. Tinggal menunggu pengumuman.
Hampir setiap hari saya berangkat, saya akan melihat siswa kelas 9 di sekitar rumahnya. Karena memang rumah mereka tidak jauh dari sekolah.
Tidak ada yang berubah. Hanya mereka sekarang sudah tidak pakai seragam.
Theresa biasanya berdiri di atap rumahnya untuk kekaring.
Anita juga biasanya memegang pagar sambil mengelus rambutnya yang panjangnya sampai pantat.
Megi biasanya jongkok di depan rumahnya sambil mengobrol. Begitu juga Wawan.
Mereka tidak berbeda, hanya tidak pakai seragam.
***

Dalam beberapa kesempatan, saya lihat Rio membawa sebagor rumput. Sepertinya dia baru selesai ngarit. Gayanya khas, ga pakai baju, sambil istirahat dia main bola dengan teman - temannya.
Berbeda dengan Robi Listiyani, di satu hari saya melihatnya di sebuah mobil pick up COLT. Dia senyum sambil menyapa saya, "Pagi Pak". Sepertinya dia akan ikut ibunya ke pasar.
Tanggal 17 kemarin, saya bertemu Kirman. di dekat Petilasan Surodipo. Sekitar 4 km dari rumah Kirman. Dia jalan kaki. Saya berhenti untuk menyapanya.
"Arep neng ndi le?"
"Kerja pak, buat nambah sangu" (sambil menjentikkan jari telunjuk dan jempolnya)
"Kerja dimana?"
"Tawang sari pak"
"Kerja apa?"
"Matun mbako pak, lumayan"
"Kamu jalan sampai tawangsari? jauh lho"
"Iya pak, dah biasanya gitu"
oh....


Luar biasa...
Kesabaran mereka luar biasa....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar