Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor
pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang
cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Pada
dasarnya pendidikan diselenggarakan sejak adanya manusia di dunia ini, karena kelak
pendidikan menjadi pusat perhatian manusia dan kebutuhan bagi manusia.
Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan ini yang memegang peranan
penting sehingga suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan dalam
teknologinya, jika pendidikan dalam negara itu baik kualitasnya. Tinggi
rendahnya kualitas pendidikan dalam suatu negara dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik dari siswanya, pengajarnya, sarana prasarananya maupun dari faktor
lingkungannya.
Standar
Isi Tahun 2006 menyatakan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah: (1)
memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat
dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti,
atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang
meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan
dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah; dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, prihatin, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan permasalahan
(BSNP, 2006).
Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk
menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Pemecahan masalah
tidak sekedar sebagai bentuk kemampuan menerapkan aturan-aturan yang telah
dikuasai melalui kegiatan-kegiatan belajar terdahulu, melainkan lebih dari itu,
merupakan proses untuk mendapatkan aturan pada tingkat yang lebih tinggi (Hardini
dan Puspitasari, 2012).
Berbeda halnya dengan
kenyataan di lapangan, dalam proses pembelajaran di dalam kelas siswa lebih
banyak mendengar dan menulis, menghafal rumus, lalu memperbanyak mengerjakan
soal dengan menggunakan rumus yang sudah dihafal, tetapi tidak ada usaha untuk
memahami dan mencari makna
yang sebenarnya tentang tujuan pembelajaran matematika tersebut dan menyebabkan
isi pelajaran sebagai hafalan sehingga siswa tidak memahami konsep yang
sebenarnya. Sehubungan dengan hal tersebut perlu adanya
suatu pembelajaran dengan model atau metode tertentu
yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, dapat melibatkan siswa secara aktif, dan siswa
dapat menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk mengkonstruk
pengetahuan yang baru, sehingga dapat menarik minat siswa dan menyenangkan.
Salah satu model pembelajaran
yang dapat digunakan adalah Problem Based Learning(PBL).
Model
PBL adalah
model pembelajaran yang dapat
membantu siswa untuk meningkatkan
keterampilan atau kemampuan yang dibutuhkan pada era globalisasi dan reformasi
saat ini dimana siswa dihadapkan suatu masalah nyata yang bertujuan melatih
kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dan berpikir kritis serta mendapatkan
pengetahuan baru dari pemecahan masalah yang
dihadapi. Ciri
yang paling utama dari model pembelajaran PBL
yaitu
dimunculkannya masalah pada awal pembelajarannya. Langkah – langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran
PBL adalah pengajuan masalah autentik, pengorganisasian siswa, penyelidikan
mandiri dan diskusi, menyampaikan/mengomunikasikan hasil diskusi dan menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Model pembelajaran PBL ini memberikan pengalaman yang
berbeda dalam proses pembelajaran. Siswa yang mulanya bergantung pada guru
menjadi lebih aktif karena belajar dalam kelompok dengan bantuan pertanyaan /
masalah yang kontekstual dan otentik. Siswa juga belajar untuk berkolaborasi
dengan teman sehingga mengubah stigma bahwa pembelajaran selalu berpusat pada
guru. Tujuan utama dari pembelajaran dengan model pembelajaran PBL adalah
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
harikeduapuluhsembilan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar