Dalam satu tahun ajaran telah ditentukan bahwa dibagi dalam dua semester. Setiap semester minimal terdapat 16 minggu efektif untuk menyampaikan materi kepada siswa. Dalam setiap minggu terdapat minimal 37,5 jam pelajaran yang harus dipenuhi guru secara kolektif untuk siswa di sekolah.
Namun disadari atau tidak, pelaksanaan di lapangan nyata tidak semulus dan semudah itu.
Mungkin kita perlu untuk mengevaluasi bersama dan mencari jalan tengah yang terbaik bagi kita.
Setidaknya di setiap semester terdapat beberapa kegiatan yang padat dan menyebabkan kegiatan belajar mengajar di sekolah "kurang" efektif. Semester satu (ganjil) biasanya dimulai di bulan Juli - Desember. Semester ini terdapat beberapa kegiatan yang memadatkan kegiatan guru dan siswa di sekolah seperti masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dulu juga disebut MOS, rangkaian lomba agustusan. Terkadang, guru dan siswa tersadar kalau waktu UTS sudah dekat. hehe... Di awal tahun sibuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru, dan kemudian dilanjutkan dengan kebahagiaan dalam rangkaian lomba. _seperti saya tahun ini..
Tidak ada yang salah dengan semua itu. Memang banyak sekali kegiatan dalam rangkaian dua kegiatan tersebut. Bukan hanya gurunya yang sibuk dengan dirinya sendiri sebagai seorang makhluk individu nasionalis dan seorang yang diberi amanah di sekolah, namun juga mempersiapkan rangkaian event tahunan ini bagi siswanya. Untuk satu kegiatan karnaval di lingkungan kecamatan misalnya, akan membutuhkan berminggu - minggu waktu latihan. Untuk satu kegiatan kesenian/latihan sebagai petugas paskibraka di lingkungan kecamatan juga menyedot waktu minimal 3 minggu efektif. Ada sebuah kewajiban yang tertanggung di pundak guru dan siswa selain belajar dan mengajar di sekolah. Apalah lagi kalau sekolah kita adalah sekolah inti dan sekolah terdekat dengan pusat pemerintahan kecamatan/kabupaten.
Padahal Ulangan Tengah Semester akan datang 3 atau 4 minggu setelah kegiatan ini selesai. Luar biasa bukan?
Untuk beberapa sekolah ini berat, karena ingin mengejar materi untuk UN dan try out yang diadakan di awal - awal bulan di semester dua.
Lanjut...
Semester dua biasanya datang setelah rangkaian diklat persiapan dan bedah kisi - kisi ujian nasional di saat saat libur semester ganjil. Jelas.. guru tidak libur ketika siswa libur. hffttt
Semester dua (genap) ini biasanya diwarnai dengan "kejar-kejaran" antara sekolah dan jadwal dari dinas. Sekolah yang tidak bersiap siap sejak dini akan tersiksa dengan jadwal try out untuk kelas akhir dari dinas. Belum lagi kegiatan UTS, Ujian Sekolah, Ujian Praktek, dan persiapan Ujian Nasional.
Try Out UN biasanya lima kali dalam waktu 16 minggu (yang tidak lengkap) paruh kedua tahun ajaran. Padahal, materi semester dua kebanyakan belum selesai ketika try out pertama dilaksanakan. Ini kejar - kejaran yang pertama.
UTS, Ujian Sekolah, dan Ujian Praktek biasanya maraton. Sekolah harus menyiasati dengan memberikan waktu tambahan belajar agar semua hasil Ujian tersebut stabil bagi sekolah dan siswa. Ini kejar - kejaran yang kedua.
Jadwal dari dinas. Ini faktor utama. Sekolah harus segera mendapatkan seluruh jadwal kegiatan di atas di awal waktu. Sehingga perencanaan dan pelaksanaan seluruh kegiatan dapat tersusun dengan baik.
Lelah, mungkin.
Jenuh, mungkin.
Namun itulah yang terjadi di setiap tahun ajaran.
hehee...
Guru dan siswa di garda depan pelaksanaan kegiatan harus sangat siap dan selalu termotivasi untuk mencapai hasil terbaik.
Selamat bekerja para guru
dan Selamat bermotivasi para siswa
Namun disadari atau tidak, pelaksanaan di lapangan nyata tidak semulus dan semudah itu.
Mungkin kita perlu untuk mengevaluasi bersama dan mencari jalan tengah yang terbaik bagi kita.
Setidaknya di setiap semester terdapat beberapa kegiatan yang padat dan menyebabkan kegiatan belajar mengajar di sekolah "kurang" efektif. Semester satu (ganjil) biasanya dimulai di bulan Juli - Desember. Semester ini terdapat beberapa kegiatan yang memadatkan kegiatan guru dan siswa di sekolah seperti masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dulu juga disebut MOS, rangkaian lomba agustusan. Terkadang, guru dan siswa tersadar kalau waktu UTS sudah dekat. hehe... Di awal tahun sibuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru, dan kemudian dilanjutkan dengan kebahagiaan dalam rangkaian lomba. _seperti saya tahun ini..
Tidak ada yang salah dengan semua itu. Memang banyak sekali kegiatan dalam rangkaian dua kegiatan tersebut. Bukan hanya gurunya yang sibuk dengan dirinya sendiri sebagai seorang makhluk individu nasionalis dan seorang yang diberi amanah di sekolah, namun juga mempersiapkan rangkaian event tahunan ini bagi siswanya. Untuk satu kegiatan karnaval di lingkungan kecamatan misalnya, akan membutuhkan berminggu - minggu waktu latihan. Untuk satu kegiatan kesenian/latihan sebagai petugas paskibraka di lingkungan kecamatan juga menyedot waktu minimal 3 minggu efektif. Ada sebuah kewajiban yang tertanggung di pundak guru dan siswa selain belajar dan mengajar di sekolah. Apalah lagi kalau sekolah kita adalah sekolah inti dan sekolah terdekat dengan pusat pemerintahan kecamatan/kabupaten.
Padahal Ulangan Tengah Semester akan datang 3 atau 4 minggu setelah kegiatan ini selesai. Luar biasa bukan?
Untuk beberapa sekolah ini berat, karena ingin mengejar materi untuk UN dan try out yang diadakan di awal - awal bulan di semester dua.
Lanjut...
Semester dua biasanya datang setelah rangkaian diklat persiapan dan bedah kisi - kisi ujian nasional di saat saat libur semester ganjil. Jelas.. guru tidak libur ketika siswa libur. hffttt
Semester dua (genap) ini biasanya diwarnai dengan "kejar-kejaran" antara sekolah dan jadwal dari dinas. Sekolah yang tidak bersiap siap sejak dini akan tersiksa dengan jadwal try out untuk kelas akhir dari dinas. Belum lagi kegiatan UTS, Ujian Sekolah, Ujian Praktek, dan persiapan Ujian Nasional.
Try Out UN biasanya lima kali dalam waktu 16 minggu (yang tidak lengkap) paruh kedua tahun ajaran. Padahal, materi semester dua kebanyakan belum selesai ketika try out pertama dilaksanakan. Ini kejar - kejaran yang pertama.
UTS, Ujian Sekolah, dan Ujian Praktek biasanya maraton. Sekolah harus menyiasati dengan memberikan waktu tambahan belajar agar semua hasil Ujian tersebut stabil bagi sekolah dan siswa. Ini kejar - kejaran yang kedua.
Jadwal dari dinas. Ini faktor utama. Sekolah harus segera mendapatkan seluruh jadwal kegiatan di atas di awal waktu. Sehingga perencanaan dan pelaksanaan seluruh kegiatan dapat tersusun dengan baik.
Lelah, mungkin.
Jenuh, mungkin.
Namun itulah yang terjadi di setiap tahun ajaran.
hehee...
Guru dan siswa di garda depan pelaksanaan kegiatan harus sangat siap dan selalu termotivasi untuk mencapai hasil terbaik.
Selamat bekerja para guru
dan Selamat bermotivasi para siswa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar