Minggu kemarin, walaupun hanya masuk 3 hari saya bereksperimen bersama anak - anak untuk merubah tempat duduk mereka sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Hasilnya lumayan. Anak - anak antusias dalam menggeser sendiri meja mereka ke sana dan kemari. Memang, sebenarnya pembelajaran tidak harus di kelas. Tidak harus kaku, hanya duduk saja mendengarkan guru menyampaikan materi. Pembelajaran bebas... Mereka diperbolehkan duduk, berdiri, ngesot di lantai, dan banyak gaya khas anak sd lainnya.
Hari pertama saya bereksperimen untuk menata kelas dengan gaya seperti berkelompok. Saya menjadikan 40 meja di kelas saya menjadi 8 kelompok. Masing - masing 5 meja setiap kelompok. Sehingga anak mudah untuk melakukan diskusi.
Hari kedua saya mengubah lagi tempat duduk anak seperti dalam film Harry Potter. Memanjang, saling berhadapan. Masing - masing lajur berisi 5 meja. Dua meja di depan, kemudian saya berikan tempat untuk keluar anak. Bagian belakang berisi 3 meja memanjang.Hal ini saya lakukan karena anak harus ulangan sub tema, sehingga mengurangi tingkat keramaian anak ketika mengerjakan.
Hari ketiga saya ubah lagi tempat duduk anak, saya jadikan seperti ruang Sidang Paripurna DPR, berbentuk letter U. Karena hari itu, kami berencana menonton film sebagai hiburan setelah ulangan. Saya berikan kepada anak beberapa cuplikan Stand Up Comedy Kompas TV. Hasilnya memuaskan untuk satu hal ini, karena memang anak sangat senang menonton video yang bersifat komedi.
Saya berkesimpulan, bahwa kondisi kelas yang kaku, seharusnya tidak ada lagi. Semuanya bersifat fleksibel. Terkadang harus diubah, bisa spontan, bisa terencana. Agar anak tidak jenuh. Tujuan lain saya lakukan hal ini adalah menyiasati kebosanan siswa. Karena ada beberapa hari yang anak harus bertemu saya secara terus menerus selama 6 - 8 jam. Ketika pembelajaran berlangsung kaku dan tidak ada inovasi, maka anak - anak akan jenuh.
Itu sedikit pengalaman saya bersama anak - anak saya dalam mengotak - atik kelas kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar