Setiap peralihan semester atau akhir tahun ajaran, terdapat satu agenda yang tidak ketinggalan dilaksanakan yakni kegiatan di luar ruangan. Sering disebut dengan studi banding.
Saya ingin mencoba menawarkan introspeksi diri atas penggunaan kata studi banding tersebut.
Hee,,
kita mulai dari diri kita sendiri aja ya,
- Hayok, ketika berangkat sama pulang, apa sich "studi" yang kita dapat? Kita tambah pinter apa gitu?
- Hayok, ketika berangkat ke objek tujuan, berapa lama sich kita belajar di sana? Lamaan mana sama kita belanja di pasar yang terkenal di kota tujuan? Contoh : studi banding ke Jogja rugi kalau ga mampir ke Malioboro, studi banding ke Bandung pasti pengen pergi ke Dago, studi banding ke Surabaya enaknya ya mampir ke Jatim Park, dll....
- Emmm, jujur dech. Antusias mana belajar di tujuan "studi" sama jalan-jalannya?
- Bahkan ketika kita berangkat untuk studi banding sampai ke luar negeri. Hayoh, 5 hari misalkan di sana, berapa jam yang menambah pengetahuan sesuai dengan judul "studi banding" .....
heee,,,,
ini iseng lho,
cuma uneg-uneg aja,
soalnya besok juga ada outing di sekolah tempat kerjaku,
Yuk, sebelum menentukan tempat tujuan, pikirkan juga
Apa sich yang bakal didapat di tempat tujuan?
Kenapa juga harus kesitu?
Lamain dikit dong belajarnya, baru seneng-senengnya....
gitu....
pisss
Tidak ada komentar:
Posting Komentar