Silahkan bisa di download di link di bawah ini, mungkin baru beberapa, namun Insya Allah akan terus bertambah
Latihan Jarak
Latihan Perbandingan
Hidup yang berwarna adalah hidup yang penuh masalah dan terselesaikan.
Pandanglah setiap masalah adalah hal yang ringan, karena yang berat adalah jawaban dari masalah itu.
Masalah mungkin tidak berhasil terselesaikan ketika sendirian, tapi masalah mungkin terselesaikan jika kita bersama-sama menyelesaikannya.
Minggu, Januari 13, 2013
Instrumen Assessment Kognitif Peserta Didik Baru Tingkat SD
Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan tugas untuk
membuat instrument assessment (penilaian) kognitif sebagai salah satu tes siswa
baru di SD tempat saya bekerja. Lumayan bingung dalam pengerjaannya, namun Alhamdulillah
dapat selesai tepat waktu.
Saya mendapatkan tugas untuk penilaian aspek kognitif matematika, kemudian
saya membaginya sebagai berikut :
Indikator :
Geometri
Instrumen penilaian
- Anak mampu menyebutkan nama bangun-bangun geometri sederhana (segitiga, lingkaran, segiempat)
- Anak mampu menyebutkan beberapa benda di kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan bangun geometri yang diminta(segitiga, lingkaran, segiempat)
- Anak mampu menyebutkan benda-benda geometri yang berwarna sama (segitiga,lingkaran, segiempat)
- Anak mampu menyusun benda berbentuk geometri yang sama dari yang terkecil hingga terbesar (segitiga, lingkaran, segiempat)
Aljabar
Instrumen penilaian :
- Anak mengenali angka dari 0-9
- Anak mampu menyebutkan urutan angka dari yang terkecil dari 1-10
- Anak mampu menyebutkan angka secara urut sampai yang terbesar semaksimal mungkin
- Anak mampu menjodohkan angka dan namanya
- Anak mampu menuliskan nama angka yang diminta
- Anak mampu melakukan operasi penjumlahan sederhana
- Anak mampu melakukan operasi pengurangan sederhana
- Anak mampu membilang benda yang diminta
Saya menyediakan instrument yang lengkap dengan rubrik penilaian dan
contoh peraganya di sini, silahkan klik link download di bawah ini.
DOWNLOAD
Pikiranku yang simpel
banyak sekali yang tanya, kamu kok bisa sich
kuliah sambil ngajar? malemnya masih ngeles lagi? Buat apa kamu kerja?
dah, kuliah aja...
apalagi pertanyaan setelah selesai kuliah mau apa? kerja jadi apa? apa sich yang kamu kejar?
aku bosan berpikir dan mencari jawaban tentang semua itu.
Pak, Bu, mas, mbak,
aku kuliah tanpa memikirkan akan jadi apa aku nanti, itu bukan urusanku. dah ada yang ngurus kok...
aku kuliah karena perintah dua pasang orang tuaku yang aku sayangi dan aku hormati. merekalah yang telah mengakuiku sebagai anak tertua dalam dua keluarga berbeda dan aku harus memberikan contoh bagi adik-adikku yang juga aku sayangi.itu perintah dari mereka dan aku menyanggupinya. itu cukup buatku untuk melangkah sampai sekarang. bertahan atas apa yang terjadi. hanya berharap mereka berempat bisa tersenyum melihat semangatku. hanya berharap mereka semua bisa hadir dalam wisudaku nanti. itu dah cukup buatku.
perkara nanti itu urusan nanti, perkara jadi atau tidak aku pasrahkan semuanya padaNya.
aku yang sekarang hanya menurut pada mereka. karena sekarang aku hanya punya mereka.
walaupun jarak memisahkan kami, aku merasa tangan mereka selalu menemaniku sampai sekarang.
aku sayang dua pasang orang tuaku,
dan tidak akan ada yang bisa menggantikan mereka di hatiku
http://www.facebook.com/djatie.prasetiawan
apalagi pertanyaan setelah selesai kuliah mau apa? kerja jadi apa? apa sich yang kamu kejar?
aku bosan berpikir dan mencari jawaban tentang semua itu.
Pak, Bu, mas, mbak,
aku kuliah tanpa memikirkan akan jadi apa aku nanti, itu bukan urusanku. dah ada yang ngurus kok...
aku kuliah karena perintah dua pasang orang tuaku yang aku sayangi dan aku hormati. merekalah yang telah mengakuiku sebagai anak tertua dalam dua keluarga berbeda dan aku harus memberikan contoh bagi adik-adikku yang juga aku sayangi.itu perintah dari mereka dan aku menyanggupinya. itu cukup buatku untuk melangkah sampai sekarang. bertahan atas apa yang terjadi. hanya berharap mereka berempat bisa tersenyum melihat semangatku. hanya berharap mereka semua bisa hadir dalam wisudaku nanti. itu dah cukup buatku.
perkara nanti itu urusan nanti, perkara jadi atau tidak aku pasrahkan semuanya padaNya.
aku yang sekarang hanya menurut pada mereka. karena sekarang aku hanya punya mereka.
walaupun jarak memisahkan kami, aku merasa tangan mereka selalu menemaniku sampai sekarang.
aku sayang dua pasang orang tuaku,
dan tidak akan ada yang bisa menggantikan mereka di hatiku
http://www.facebook.com/djatie.prasetiawan
Kamis, Januari 10, 2013
Elegi Jasa Guru
Sekumpulan guru sedang berkumpul dan saling berdebat atas
prestasinya dalam mendidik.
Guru TK : aku yang paling berjasa bagi seluruh siswa di dunia,
karena akulah yang mulai mengajar mereka dari nol, dari tidak tahu apa-apa,
menjadi mau belajar apapun.
Guru SD :
akulah yang paling berjasa, kamu hanya memberikan pendidikan awal. Tapi aku,
guru SD memberikan batu pondasi bagi mereka untuk memahami pelajaran yang
sebenarnya. Apa kamu bisa menulis dan membaca dengan baik kalau tidak ada aku?
Di SD lah semuanya diawali.
Guru SMP : akulah yang peling berjasa, bukan kalian berdua. Karena
akulah yang mengajari seluruh siswa untuk mulai mandiri dan bekerja dengan
kemampuan mereka sendiri. Itu lebih penting. Di SMP aku mengajarkan untuk mulai
semua itu pada semua muridku.
Guru SMA : bukan kalian yang berjasa. Tapi aku. Kami, guru SMA/SMK
memberikan bekal keterampilan yang aplikatif, tidak seperti kalian yang hanya
memberikan teori. Kami memberikan apa yang mereka butuhkan untuk hidup di dunia
nyata, tidak berlandaskan teori, namun berlandaskan fakta bahwa kehidupan ini
bisa dilalui dengan kemampuan dan keterampilan.
Dosen : diamlah kalian semua, tidak
tahukah kalian, kalau kalian memberikan nilai itu terkadang tidak murni, karena
kalian melepaskan siswa ke jenjang lebih tinggi dengan standar yang diterapkan
orang lain. Lihatlah, di perguruan tinggi, seorang mahasiswa tidak akan lulus
tanpa usahanya sendiri, itulah sebenar-benarnya mandiri, itulah
sebenar-benarnya prestasi mereka. Bukan
dibuat-buat.
Bukan diatur
siapapun, mereka mampu sadar tentang kebutuhan pendidikan karena aku!
Guru ngaji : apapun yang kalian katakan, tidak akan berguna ilmu
dunia yang kalian berikan tanpa ilmu yang aku ajarkan. Ilmu agama adalah ilmu
yang menjaga seluruh siswaku untuk tetap berjalan di jalan yang lurus.
Melakukan seluruh ilmu yang kalian ajarkan. Tidak akan ada prestasi dari apa
yang kalian ajarkan tanpa ajaran dariku.
Guru privat : apapun yang kalian katakan, lihatlah, siapa yang
mengajarkan kepada mereka dengan suasanya yang nyaman? Siapa lagi kalau bukan
aku? Aku harus menambal semua kekurangan kalian dalam mengajar dengan cara yang
lebih menyenangkan, sehingga mereka bisa berprestasi seperti sekarang. Jangan
sombong dulu! Akulah yang paling berjasa pada mereka.
Entahlah,
siapa yang benar..
Masih ingatkah
kalian siapa saja nama mereka? Mulai dari guru tk sampai guru privat kalian?
Renungkanlah,
siapakah yang paling berjasa menurut kalian?
Selasa, Januari 08, 2013
Jokowi (Joko Widodo) Wali Kota Terbaik ke III di Dunia
Jokowi terpilih sebagai walikota terbaik dunia. Dia menempati
peringkat ketiga. Seperti dikutip dari situs www.worldmayor.com, Selasa
(8/1/2013), posisi walikota Terbaik dunia ditempati Inaki Azkuna, Bilbao,
Spanyol, yang dinilai berhasil mentransformasikan kota Bilbao dari kota
industri menjadi pariwisata. Lisa Scaffidi, Wali Kota Perth, Australia yang
berada di posisi kedua. Dia terpilih karena kedekatannya dengan warga. Lisa
yang terpilih sebagai wali kota pada 2007 menganggap media sosial seperti
Twitter dan Facebook sebagai alat promosi abad 21 untuk berkomunikasi dengan
warga yang tidak bisa dijangkaunya.
Berikut
10 Walikota Terbaik Dunia Versi www.worldmayor.com
1. Inaki
Azkuna, Bilbao, Spanyol;
2. Lisa
Scaffidi, Perth, Australia;
3. Joko
Widodo, Surakarta, Indonesia;
4. Regis
Labeaume, Quebec City, Kanada;
5. John
F Cook, El Paso, AS;
6. Park
Wan-su, Changwon City, Korea Selatan;
7. Len
Brown, Auckland, Selandia Baru;
8. Edgardo
Pamintuan, Angeles City, Philippines;
9. Mouhib
Khatir, Zeralda, Aljazair
10. Alfonso
Sánchez Garza, Matamoros, Mexico
Alasan
utamanya Jokowi terpilih adalah karena keberhasilannya membentuk citra kota
Surakarta sebagai kota seni budaya. Image yang terbentuk itulah yang menjadi
daya tarik bagi para wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Penghargaan ini
diberikan oleh Yayasan Walikota Sedunia (The City Mayors Foundation).
Selamat pak JOKOWI!
Kami tunggu terobosan-terobosan anda selanjutnya.
Selamat pak JOKOWI!
Kami tunggu terobosan-terobosan anda selanjutnya.
Senin, Januari 07, 2013
Membuat Rangking (Peringkat) dengan Ms. Excel
Pada pelaksanaan TKM kemarin, saya mendapatkan kesulitan untuk membuat rangking, namun akhirnya dengan bantuan dari beberapa teman guru yang lain akhirnya saya bisa menyelesaikannya dengan baik.
Jumat, Januari 04, 2013
Pandangan terhadap Ujian Nasional
Sebuah renungan ,
UN Membuat siswa kita terdidik atau terlatih?
Ketika kisi-kisi UN telah didapatkan, Guru akan membedah kisi-kisi tersebut, mengembangkan kisi-kisi tersebut, merekap seluruh kemungkinan jenis soal yang mungkin keluar dalam UN nantinya, dan memberikan drill untuk soal yang sesuai dengan kisi-kisi tersebut. Namun sadarkah, bahwa sebenarnya kita menggeser peran kita sebagai pendidik menjadi seorang pelatih? Sadarkah sebenarnya siswa kita berhak atas berbagai pengetahuan yang berada di luar kisi-kisi tersebut? Pengetahuan mereka seharusnya tidak dibatasi oleh kisi-kisi UN! Contohnya matematika, ketika indikator UN matematika untuk SD/MI mengatakan
“Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan volume kubus atau balok.”
Maka dapat dipastikan mereka tidak akan mendapatkan pengetahuan tentang luas permukaan kubus dan balok dalam sisa waktu mereka di kelas 6 ini. Guru pasti hanya akan sibuk dalam mengulang-ulang soal cerita yang berkaitan dengan volume kubus dan balok. Dalam taksonomi Bloom, tingkat berpikir siswa yang seperti ini hanyalah sampai pada tingkat berpikir menerapkan (to apply). Mereka tahu rumusnya, dan mereka terapkan dalam menyelesaikan soal tersebut. Sungguh ironi, pengetahuan mereka seperti terkotak-kotakkan dalam batasan yang telah terbuat sistematis. Bahkan guru pun mendukung batasan tersebut.
Ingat! Siswa berhak tau dan bisa!
Sebuah film yang inspiratif bagi saya, 3 Idiot menyebutkan bahwa :
Seekor singa yang mampu melakukan perintah manusia di dalam sebuah pertunjukan sirkus, sepandai apapun singa tersebut, tidak pernah singa itu dikatakan TERDIDIK karena mampu melakukan apa yang diperintahkan, tapi singa itu dikatakan TERLATIH!
Singa itu melakukan semuanya karena terbiasa, takut dicambuk, dan takut tidak diberi makan. Apakah kita akan menyamakan siswa-siswi kita dengan singa itu?
Dapat saya katakan, siswa tingkat akhir yang akan mengikuti UN untuk melanjutkan studi di tingkat yang lebih tinggi adalah SISWA YANG TERLATIH, namun TIDAK TERDIDIK!
UN Membuat siswa kita terdidik atau terlatih?
Ketika kisi-kisi UN telah didapatkan, Guru akan membedah kisi-kisi tersebut, mengembangkan kisi-kisi tersebut, merekap seluruh kemungkinan jenis soal yang mungkin keluar dalam UN nantinya, dan memberikan drill untuk soal yang sesuai dengan kisi-kisi tersebut. Namun sadarkah, bahwa sebenarnya kita menggeser peran kita sebagai pendidik menjadi seorang pelatih? Sadarkah sebenarnya siswa kita berhak atas berbagai pengetahuan yang berada di luar kisi-kisi tersebut? Pengetahuan mereka seharusnya tidak dibatasi oleh kisi-kisi UN! Contohnya matematika, ketika indikator UN matematika untuk SD/MI mengatakan
“Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan volume kubus atau balok.”
Maka dapat dipastikan mereka tidak akan mendapatkan pengetahuan tentang luas permukaan kubus dan balok dalam sisa waktu mereka di kelas 6 ini. Guru pasti hanya akan sibuk dalam mengulang-ulang soal cerita yang berkaitan dengan volume kubus dan balok. Dalam taksonomi Bloom, tingkat berpikir siswa yang seperti ini hanyalah sampai pada tingkat berpikir menerapkan (to apply). Mereka tahu rumusnya, dan mereka terapkan dalam menyelesaikan soal tersebut. Sungguh ironi, pengetahuan mereka seperti terkotak-kotakkan dalam batasan yang telah terbuat sistematis. Bahkan guru pun mendukung batasan tersebut.
Ingat! Siswa berhak tau dan bisa!
Sebuah film yang inspiratif bagi saya, 3 Idiot menyebutkan bahwa :
Seekor singa yang mampu melakukan perintah manusia di dalam sebuah pertunjukan sirkus, sepandai apapun singa tersebut, tidak pernah singa itu dikatakan TERDIDIK karena mampu melakukan apa yang diperintahkan, tapi singa itu dikatakan TERLATIH!
Singa itu melakukan semuanya karena terbiasa, takut dicambuk, dan takut tidak diberi makan. Apakah kita akan menyamakan siswa-siswi kita dengan singa itu?
Dapat saya katakan, siswa tingkat akhir yang akan mengikuti UN untuk melanjutkan studi di tingkat yang lebih tinggi adalah SISWA YANG TERLATIH, namun TIDAK TERDIDIK!
Langganan:
Postingan (Atom)