Sabtu, September 12, 2015

Musim Mbako Pertama di Cemoro

Saya baru di Temanggung.
Saya baru dua kali melihat gebyar panen mbako di Temanggung, yang pertama saya ingat waktu kondangan ke Banjarnegara, dan ini yang kedua.
Sekarang saya benar - benar bersentuhan dengan panen tembakau....
Saya benar - benar bersentuhan dengan orang-orang yang "ngopeni" tembakau...
Mereka biasa saya panggil "siswa" ...
Hee..
Beberapa cerita seru panen tembakau di Cemoro..
1. Siswa banyak tidak masuk sekolah
Entah benar atau tidak, frekuensi siswa yang tidak berangkat di musim panen mbako semakin bertambah.... 
Mereka sering sekali beralasan ketika saya tanya keesokan harinya, ngrajang mbako pak, ngopeni mbako pak, atau capek pak ngopeni mbako semalem...
haduhhh....
2. Siswa banyak yang pulang untuk "maliki" tembakau
Matematika di jam ke empat, atau setelah istirahat di waktu panen mbako seperti ini pasti akan diganggu oleh ketukan pintu dari luar. Anak - anak banyak yang terlambat. Ketika ditanya pasti jawabanya : "Bar maliki mbako pak" (habis memutar rigen mbako yang dijemur)...
hee...
segitunya ya??

3. Orang tua banyak yang minta pulang pagi
Ini sebenarnya hanya dialami oleh kelas 1.
Maklum, beberapa anak kelas 1 masih ditunggu orang tuanya. Nah... ini masalahnya....
Jadwal mereka pulang adalah jam 10. Tapi, jam setengah 10 pasti banyak orang tua yang minta sekolah dipulangkan. Karena apa?? ya mbako itu tadi...
terpaksa... beberapa kali dipulangkan lebih awal, karena "wali" muridnya sudah minta pulang ...
aneh ya? anaknya aja adem ayem di kelas...
eh, orang tuanya yang ribut..
heee
terkadang juga anak kelas 1 tidak masuk karena orang tuanya berangkat ke ladang untuk ngopeni sawah.. mereka tidak ada yang mengantar, jelaslah mereka lebih memilih di rumah.
heee..

Inilah kenyataannya..
nanti juga kembali normal kok kalo mbako udah selesai....