Kamis, April 11, 2013

Tes pilihan ganda atau tes uraian?

Sebelum tahu dasar, petunjuk penyusunan, dan manfaat dari tes pilihan ganda dan tes uraian, saya hanya tahu kalau tes pilihan ganda itu digunakan di romawi satu ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan semester. Sedangkan tes uraian biasanya digunakan untuk romawi terakhir dari sebuah paket soal ulangan.
Namun, jika kita bertanya lebih jauh, kenapa ada tes pilihan ganda? kenapa ada tes uraian? Tentunya setiap jenis tes punya tujuan penggunaan, kelebihan, kekurangan, dan manfaatnya.
Secara umum, dapat kita bedakan beberapa karakter utamanya :
Bentuk umum
- Tes pilihan ganda terdiri dari dua bagian, stem (pertanyaan atau pernyataan) dan jawaban (jawaban benar dan jawaban pengecoh).
- Tes uraian terdiri dari bagian pertanyaan dan tempat jawaban. 
Bentuk respon
- Respon untuk tes pilihan ganda adalah satu tanda silang di depan jawaban yang benar diantara pilihan jawaban yang tersedia.
- Respon untuk tes uraian adalah penjabaran jawaban siswa dalam bentuk kata-kata secara lengkap (baik singkat maupun panjang) di tempat yang tersedia
Tujuan penggunaan
- Tes pilihan ganda digunakan untuk mengukur pemahaman siswa atas konsep secara kompleks (lengkap), bukan untuk mengukur kinerja siswa dalam suatu soal.
- Tes uraian digunakan untuk mengetahui kedalaman pemahaman siswa tentang suatu konsep dapat juga digunakan untuk menilai kinerja siswa dalam suatu soal.
Penilaian 
- Dalam hal penilaian, tes pilihan ganda bersifat objektif karena hanya terdapat satu jawaban benar dari sekian jumlah distraktor atau pengecoh. Tes pilihan ganda juga lebih mudah dan membutuhkan waktu yang singkat dalam penyelesaian penilaiannya.
- Penilaian tes uraian lebih sulit karena jawaban yang benar dapat ditulis dalam berbagai bentuk. Memang inilah yang menjadi ciri utama tes uraian. Siswa dibebaskan untuk memberikan jawaban yang mereka anggap benar, dapat berupa jawaban singkat, skema,atau  bentuk yang lain sesuai dengan pemahaman mereka atas soal tersebut. 

Rabu, April 10, 2013

Penyebab utama kecemasan siswa : GURU!!

Dalam perkuliahan psikologi pendidikan matematika di PPs UNY kemarin siang, saya mendapatkan sebuah materi yang cukup mencengangkan. bahwa penyebab utama kecemasan yang dialami oleh siswa adalah GURU di samping beberapa penyebab utama lainnya seperti Materi dan Teman.

Dalam buku Skemp disebutkan bahwa guru yang menjadi penyebab utama kecemasan siswa karena sikapnya di dalam kelas yang otoriter. Kata otoriter di sini dapat diartikan :
  1. guru tidak mau untuk menerima jawaban dari siswa, walaupun itu benar
  2. guru memberikan banyak tugas kepada siswa dan memberikan sanksi kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas
  3. guru tidak memiliki raut muka yang menyenangkan
  4. guru mudah marah ketika siswa tidak mau atau tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan
  5. guru pilih kasih kepada beberapa siswa
Guru yang mempunyai sikap otoriter seperti ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :
  1. kurangnya kompetensi guru
  2. kurangnya wawasan tentang siswa dan mengajar
  3. karakter guru itu sendiri
  4. tuntutan yang dibebankan kepada guru tersebut baik dari penyelenggara pendidikan, maupun dari diri guru itu sendiri
  5. ukuran kelas yang besar, sehingga menyebabkan guru harus berlaku otoriter
  6. pengalaman guru yang negatif di masa yang lalu
Namun, jika kita cermati baik contoh ke-otoriter-an maupun penyebabnya merupakan hal yang lumrah, dan masih dapat diperbaiki, jika guru tersebut mau untuk merefleksikan apa yang dialami selama mengajar dan setelah melihat hasil belajar.

Jadikan bahan renungan ya, karena kecemasan siswa merupakan hal negatif yang akan selalu mengganggu belajar siswa jika tidak segera diatasi.
Minimal, setelah membaca artikel ini, kita tidak menjadi hal yang membuat siswa cemas dalam belajar.